Sementara itu, tingkat keterpilihan (elektabilitas) AHY untuk calon presiden berada di urutan ketiga setelah Joko Widodo (48,2 persen), Prabowo Subianto (22 persen), dan AHY (4,1 persen), lalu disusul nama-nama lain.
Sedangkan untuk posisi calon wakil presiden pada pertanyaan spontan nama AHY tertinggi dengan (8,5 persen) bahkan lebih tinggi dari incumbent Wakil Presiden, Jusuf Kalla (7,1 persen), dan Gatot Nurmantyo (5,9 persen).
Apabila diberikan pilihan nama untuk Wakil Presiden dari 20 nama, AHY berada di posisi tertinggi, yaitu (18 persen), naik empat persen dari survei September 2017.
Lalu ada nama Gatot Nurmantyo dengan angka (14 persen) dari (10,8 persen) pada September 2017, serta Anies Baswedan (8,3 persen) naik dari (6,3 persen) survei September 2017.
Untuk posisi Cawapresnya Jokowi, pada pilihan spontan, Jusuf Kalla memperoleh angka (14,8 persen) dan AHY (10,3 persen).
Namun, pada pilihan tertutup AHY meningkat menjadi (18,7 persen). Gatot Nurmantyo di posisi kedua dengan (13,5 persen) dan Sri Mulyani (6,1 persen).
Untuk posisi Cawapresnya Prabowo, pada pilihan spontan, nama Gatot tertinggi di (22,9 persen), AHY di posisi kedua (13,6 persen) dan Anies di posisi ketiga (9 persen).
Ketika diberikan pilihan nama untuk Cawapresnya Prabowo nama Gatot unggul dengan (26,6 persen). AHY di posisi kedua (22,3 persen) dan Anies di posisi ketiga (14,4 persen).
Survei ini dilakukan sejak 21 April sampai 2 Mei 2018 dengan responden 1610 yang terpilih dari 161 desa/kelurahan di 33 provinsi di indonesia yang dilakukan secara acak.
Populasi survei adalah seluruh WNI yang berusia 17 tahun ke atas. Metodologi survei menggunakan stratified systemic random sampling dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 2,5%.