TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri menilai Pilkada, Pileg, Pilpres hanyalah sarana untuk meminta restu dari rakyat bagi calon pemimpin pusat maupun daerah.
Kiki menyebut, kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan sebagai alat sekaligus amanah rakyat dalam mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.
Karenanya, sikap ksatria dan perwira harus menjadi ukuran dalam berdemokrasi, terutama bagi para purnawirawan TNI.
Sekalipun sudah bukan tentara aktif, ujarnya, namun jiwa Sapta Marga harus tetap melekat di manapun para purnawirawan TNI mengabdikan diri.
"Tugas sebagai Bhayangkari negara dan bangsa baru berakhir ketika tidak lagi mampu mendengar tembakan salvo kendati ditembakkan di samping telinga, saat jasad purnawirawan TNI akan diturunkan ke liang lahat," tegas Kiki dalam pesannya kepada para purnawirawan TNI yang akan terjun dalam kontestasi politik di Tahun 2018-2019, Jakarta, Minggu (24/6/2018).
Kiki menjelaskan, mencermati ciri geografi, demografi dan kultur Indonesia, terdapat dua Pekerjaan Rumah (PR) akbar dalam upaya mencapai Tujuan Nasional.
Hal tersebut, yaitu: mewujudkan “integrasi internal” atau persatuan bangsa yang kokoh dalam kondisi kemajemukan multidimensi, serta mengupayakan “adaptasi external” dalam proses pembangunan nasional bagi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Dua pekerjaan rumah (PR) besar sekaligus tugas berat namun mulia inilah yang segera harus dihadapi dan dikerjakan oleh setiap pemimpin bangsa di pusat maupun daerah, setelah yang bersangkutan memenangkan kontestasi politik," katanya.
Dalam kekinian, terutama dalam menghadapi kepentingan negara-negara hegemonik serta ideologi transnasional yang bertentangan dengan Pancasila yang kian marak beredar di tanah-air, maka tugas pengabdian tersebut menjadi semakin berat.
Oleh sebab itu, kata Kiki, 'dihimbau dengan sangat' kepada para purnawirawan TNI yang ikut berlaga dalam Pilkada, Pileg, dan Pilpres 2018-2019, termasuk para purnawirawan pendukungnya, agar mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, menghormati lawan politik, siap menang dan siap kalah, bersikap ksatria dan perwira, serta menjadi teladan dalam berdemokrasi.
"Kedua, jika keluar sebagai pemenang, harus tetap menjunjung tinggi Sapta Marga dalam menjalankan tugas pengabdiannya. Harus diingat pula bahwa meski berstatus purnawirawan, namun kita tetap mengusung nama besar, martabat dan kehormatan TNI," katanya.