TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Narapidana Kasus Korupsi dana Bansos, Patrice Rio Capella mengaku menjadi korban atas peraturan yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Dia yang memiliki niat untuk maju kembali menjadi calon anggota legislatif kandas.
Pasal 7 PKPU Nomor 20 Tahun 2018, tertulis yang pada pokoknya, mantan narapidana kasus korupsi, kejahatan seksual anak dan narkoba tidak diperbolehkan untuk mencalonkan diri.
Dari pasal itu, Rio yang juga mantan sekjen Partai NasDem tersebut, tidak lagi memungkinkan untuk dipilih.
Bukan tidak mencoba, Rio mengatakan sudah tidak dapat mencalonkan diri melalui partai politik yang membesarkan nama dia sebelumnya, maupun partai lain.
"Percuma, saya mau maju dari mana? Tidak bisa lagi," kata dia saat dihubungi Tribun, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Rio menjelaskan, masih banyak masyarakat di daerah pemilihannya yang meminta dirinya maju mewakili mereka di DPR RI.
Segala hal yang membuat ia mendekam di penjara selama 1,5 tahun, diyakini tidak terbukti. Bahwa ada permainan politik yang menjeratnya sehingga harus merasakan hidup dibalik jeruji, kata Rio.
Kendati demikian, Rio mengaku akan terus melawan peratur
Baca: Ada Aksi 67, PT KAI Alihkan Perjalanan 12 Kereta di Stasiun Jatinegara
an itu. Dalam beberapa hari ke depan, ia akan mendaftarkan gugatannya kepada Mahkamah Agung. Bersama dengan belasan mantan narapidana korupsi lainnya, Rio mengklaim memiliki legal standing atas hal tersebut.
"Jangan sampai yang salah, menjadi dibenar-benarkan. KPU harusnya tahu aturan main. Mana wewenang mereka mana yang bukan?" lanjutnya.
Berbeda dengan Rio, mantan narapidana korupsi kasus Hambalang, Andi Mallarangeng mengaku tidak akan maju menjadi calon anggota legislatif.
Baca: Rizal Ramli: Kasus BLBI Ini Ajaib, Pengusutannya Hanya Sampai di Kepala BPPN
Bukan karena aturan KPU yang menyatakan tidak memperbolehkan mantan narapidana korupsi mencalonkan diri, tetapi banyak hal yang harus diurus olehnya.
"Ada atau tidak ada PKPU, saya juga tidak akan maju kok. Masih ada hal lain yang saya urus sekarang," kata mantan menteri pemuda dan olahraga tersebut.