News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rumah Gerakan 98: Jokowi-Maruf Amin Mampu Hadapi Tantangan Polarisasi Pilpres 2019

Editor: ade mayasanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENARA MUI-Presiden Joko Widodo ( kiri) bersalaman dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin usai meletakkan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Bambu Apus, Jakarta, Kamis (26/7). Menara MUI akan dibangun 20 lantai untuk mengakomodasi kegiatan MUI dan didanai dari wakaf, infak, sedekah dan skema reksadana syariah. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Rumah Gerakan 98, Bernard AM Haloho menilai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Maruf Amin layak dipilih Joko Widodo untuk menjadi calon Wakil Presiden.

Sebab, bila Jokowi dan Maruf Amin berpadu di Pemilihan Presiden 2019 mendatang, pasangan tersebut merepresentasikan nasionalis dan relijius.

Ia mengatakan, pasangan ini juga akan meminimalisir polarisasi seusai kontestasi politik 2019.

Bahkan, pasangan ini akan mampu mengembangkan ekonomi berbasis syariah yang kini tengah tumbuh di Asia.

“Ekonomi syariah dan koperasi tentu akan mendapatkan posisi yang proporsional. Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk Muslim dan terbesar didunia, Ma’ruf amin akan mampu mendampingi Jokowi dalam menghadapi tantangan,” ucap Aktivis 98 ini.

Seperti diketahui, Maruf Amin masuk dalam kandidat cawapres Jokowi untuk Pilpres 2019.

Enam ketua umum partai koalisi pendukung Jokowi menyatakan tak keberatan Maruf Amin menjadi Cawapres.

Mereka beranggapan Maruf layak jadi pendamping Jokowi lantaran merupakan tokoh berlatar belakang Islam non partai.

Gayung pun bersambut. Maruf Amin menegaskan, dirinya siap jika negara memanggil untuk mendampingi Jokowi di pilpres mendatang.

“Kalau kita bangsa, negara, kita para ulama diminta negara harus siap. Itu pasti kita siap,” kata Maruf Amin.

Untuk diketahui, Maruf Amin dilahirkan di Tangerang, Banten pada 11 Maret 1943, dan lahir dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU).

Halaman Berikutnya >>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini