Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, mengatakan ada beberapa efek yang ditimbulkan oleh penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet.
Diketahui, Ratna menjadi tersangka dan ditahan Polda Metro Jaya, akibat menyebarkan berita bohong terkait dirinya dianiaya.
Pertama, Karyono menilai efek dari kasus tersebut adalah memicu konflik antara kubu petahana yakni Jokowi-Ma'ruf dengan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Tentu hal ini akan memicu konflik antar pihak, karena selain public figure, Ratna Sarumpaet juga adalah salah satu Tim Kampanye Pemenangan Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ujar Karyono, di Grand Gado-gado Boplo, Hotel Maxone, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10/2018).
Hal ini diperparah usai kebohongan Ratna kemudian mendapatkan tanggapan reaktif dari capres Prabowo Subianto, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, dan sejumlah tokoh politik lain di media massa.
Menurutnya, tanggapan para tokoh politik semakin menjadikan suasana Indonesia tidak kondusif. Ia justru melihat ada kecenderungan bahwa kegaduhan politik semakin memanas.
Baca: Mahfud MD Tanggapi Kasus Ratna Sarumpaet dari Aspek Hukum: Bisa Terkena Hukuman 10 Tahun Penjara
Padahal, ia melihat pemerintah sedang bekerja keras terkait penyelesaian dan penanggulangan pasca bencana alam di kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
"Ini melahirkan dugaan bahwa tindakan demikian ada niatan akan memperkeruh suasana Negara menjelang pesta Demokrasi pada Pilpres 2019 dan itu tentu harus diantisipasi," ungkap dia.
Selain itu, Karyono melihat efek kasus itu juga diterima oleh generasi muda atau generasi milenial. Generasi milenial dapat merasa telah dibohongi oleh tokoh-tokoh politik dan semakin membuat negara gaduh.
"Jutaan generasi muda yang melek digital pun merasa disuguhkan dan dibohongi oleh beberapa public figure, tokoh politik bahkan sekelas anggota Legislatif DPR RI yang turut serta membuat gaduh Negara Indonesia dengan turut serta menyebarkan berita hoaks yang sesat dan menyesatkan," pungkasnya.