TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde berpartisipasi pada acara pemulihan dan penanaman kembali terumbu karang.
Dalam rangka melindungi wilayah laut dan isinya, Menko Luhut juga mengajak para hadirin untuk melirik investasi laut, bukan saja di wilayah berbasis lahan.
"Yang ramai dibicarakan saat ini bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat mengalihkan risiko kepada pihak ketiga untuk melindungi lingkungan laut. Yang artinya mengasuransikan wilayah laut kita. 95 persen lautan dunia belum dieksplorasi," kata Menteri Luhut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang juga hadir di acara tersebut mengatakan kegiatan ini memberi ide baru baginya untuk memberi asuransi untuk ekosistem kita sebagai salah satu aset dunia.
"Seperti diketahui populasi terumbu karang kita adalah yang terbesar di dunia dan aktivitas kita bisa merusak terumbu karang tersebut. Kegiatan ini membuat saya berpikir bagaimana kalau kita membuat asuransi terhadap terumbu karang-terumbu karang ini," kata Sri Mulyani.
"Kita akan diskusikan ini sebagai asuransi terhadap aset dunia karena terumbu karang ini bukan saja milik Indonesia. Kita juga harus mulai memikirkan untuk merubah perilaku dan gaya hidup untuk tidak memperburuk keadaan terumbu karang tersebut," kata dia.
Baca: Raffi Ahmad Sukses Jadi Host Pembuka Opening Ceremony Asian Para Games 2018, Ini Kata Iriana Jokowi
Baca: Update Ratna Sarumpaet: Belum Dijenguk Timses Prabowo, Ajukan Tahanan Kota, Rahasiakan Penyakit
Direktur Pelaksana (IMF), Christine Lagarde setuju bahwa ada hubungan antara perilaku manusia terhadap alam dengan bencana alam terutama pada masa perubahan iklim saat ini.
Palu dan Lombok
Menko Luhut mengatakan pada pertemuan IMF-Bank Dunia ini juga ingin menunjukkan bahwa selain kegiatan utama, ada banyak hal yang dilakukan seperti kegiatan untuk merawat ekosistem ini kunjungan ke wilayah-wilayah yang terkena bencana.
Baca: Ulang Tahun ke-49, Sutopo Purwo Nugroho Mohon Doa Agar Bisa Sembuh
"Kemarin kami dan perwakilan Bank Dunia serta IMF telah berkunjung ke Palu untuk menyampaikan bantuan dan simpati kami. Besok saya dan Ibu Lagarde juga akan pergi ke Lombok untuk menyampaikan rasa simpati kami terhadap mereka," ujar Menko Luhut kepada media.
"Atas nama IMF, saya sangat bangga berada di sini di Indonesia dan dapat berkontribusi untuk yang pertama terhadap perlindungan lingkungan dengan menanam terumbu karang dan selanjutnya dan yang kedua untuk memberikan dukungan kepada masyarakat Indonesia yang menderita karena bencana alam yang baru saja terjadi di Lombok dan Sulawesi," kata Lagarde.
"Perwakilan saya kemarin telah berkunjung ke Palu bersama Pak Luhut. Dan saya akan pergi ke Lombok untuk menyampaikan sumbangan," ujar Lagarde.
Menko Luhut menekankan untuk tidak melihat jumlah sumbangan yang diberikan tetapi yang penting, niatnya dan simpati yang diberikan kepada masyarakat yang terkena bencana.
Terumbu Karang
Menko Luhut pada sambutannya mengatakan kehadiran para peserta menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan.
"Terumbu Karang Nusa Dua ini mencakup 204 Hektar dari garis pantai yang merupakan bagian dari Program Taman Terumbu Karang Indonesia. Taman ini menyatukan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek sosial-ekonomi dari pengelolaan ekosistem terumbu karang untuk penggunaan berkelanjutan," ujarnya.
"Di tempat ini, beragam terumbu karang dari perairan Indonesia akan ditransplantasikan. Kami berharap dapat menciptakan akuarium laut skala besar yang unik," ujar Menko Luhut.
"Ini untuk membuat lingkungan kita lebih baik. Dimulai dari sesuatu, membuat kita sadar, menghormati lingkungan kita dan melindungi lingkungan kita," ujarnya.
Baca: Bahagianya Sumini Tempe yang Dijualnya Rp 10.000 Dibeli Sandiaga Seharga Rp 100 Ribu
Di tengah kekhawatiran bahwa sebagian besar karang dunia akan lenyap pada tahun 2050, kegiatan ini menumbuhkan harapan akan pemulihan terumbu karang.
The Nature Conservancy dan Pusat Pemantauan Konservasi Dunia (UNEP), melakukan studi yang menyatakan bahwa lebih dari 90 persen karang dunia akan lenyap pada tahun 2050.
Indonesia memiliki 27,95 persen dari total karang terumbu karang di dunia, dengan lebih dari 569 jenis karang.
Inisiatif Terumbu Karang Internasional telah mendeklarasikan tahun 2018 sebagai “Tahun Internasional Terumbu Karang”.
Nusa Dua Coral Reef Garden (NDCRG), sebagai pengelola proyek ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan inovasi tentang cara mengembalikan dan menghemat
ekosistem terumbu karang.
Selain itu organisasi ini juga melakukan perawatan dan transplantasi terumbu karang serta yang tak kalah penting pemberdayaan masyarakat di sekitar pantai untuk ikut dalam perencanaan, penerapan dan pemeliharaan yang berkelanjutan.
Ekosistem terumbu karang berperan penting sebagai tempat berkembang biak dan memberi makan biota laut.
Untuk kehidupan manusia, terumbu karang dapat dimanfaatkan untuk farmasi serta pariwisata.