News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menristekdikti: Nilai Akademik Lulusan Perguruan Tinggi Harus Diimbangi dengan Kompetensi

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir meninjau lndustri Katalis Pendidikan (Catalyst Teaching Industry) di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Kamis (11/10/2018). Program pembangunan dan penegakan Industri-Katalis Pendidikan ITB ini telah melakukan serangkaian penelitian eksploratif dalam merancang dan mensintesis katalis sejak 25 tahun lalu, dan bekerjasama dengan sejumlah perusahaan skala nasional, yang hasil penelitiannya didorong bisa dihilirisasi dan dikomersialkan. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Wisuda menjadi momen paling membanggakan bagi tiap wisudawan dan wisudawati.

Selain melepas status mahasiswa, wisuda menjadi seremoni penyematan gelar akademik yang diperoleh setelah bertahun-tahun menuntut ilmu di perkuliahan.

Namun perjuangan mereka tidak hanya terhenti disitu, justru ini merupakan awal persaingan di dunia kerja.

Penguatan kompetensi menjadi hal yang penting dalam meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia di mata dunia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir dalam orasi ilmiahnya pada acara Wisuda Universitas Yudharta Pasuruan.

Dalam orasi ilmiah bertema "Interdisipliner Skill Generasi Milenial Siap Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0", Menristekdikti menekankan perubahan pola pikir untuk melihat pentingnya peningkatan kompetensi.

"Selama ini kita hanya terpaku pada nilai akademik dan mengesampingkan kompetensi. Seharusnya dapat diberikan bersamaan karena itu yang dibutuhkan oleh perusahaan dan dunia kerja", ujar Nasir, berdasarkan keterangan resmi, Senin (22/10/2018).

Menristekdikti juga menjelaskan faktor yang berpengaruh dalam persaingan global.

Hal tersebut adalah pendidikan tinggi dan pelatihan, serta riset dan inovasi.

"Global Competitiveness Index Indonesia ada di peringkat ke-36 dari 137 negara. Itu perlu kita tingkatkan", tutur Menristekdikti.

Baca: Menristekdikti Instruksikan Kampus di Palu Segera Aktif Kembali

Nasir juga membandingkan, di bidang pendidikan tinggi, Indonesia memiliki 262 juta penduduk dengan 4600 perguruan tinggi, sedangkan Cina hanya memiliki 2824 perguruan tinggi dengan jumlah penduduk yang lebih dari 1,4 milyar orang.

Melihat data tersebut, Indonesia memiliki penduduk 1/6 dari total penduduk Cina serta perguruan tinggi yang dua kali lebih banyak.

Sementara itu di bidang riset, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam empat tahun terakhir.

"Dulu jurnal publikasi hanya ada sekitar 5 ribu, sekarang sudah mencapai 20 ribu. Sekarang kita sudah berada di atas Thailand yang hanya sekitar 12 ribu jurnal", ujar Nasir.

Mengakhiri orasi ilmiahnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI memberikan 75 tambahan kuota beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa Universitas Yudharta.

Selain itu, Menristekdikti memberikan hadiah satu unit laptop bagi wisudawan dan wisudawati yang lulus dengan nilai tertinggi di masing-masing fakultasnya.

"Ini demi meningkatkan kompetensi mahasiswa", imbuhnya.

Selain Menristekdikti, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf juga menyampaikan harapannya agar lulusan Universitas Yudharta tidak hanya bekerja di perusahaan, tapi juga pandai berwirausaha.

"Universitas Yudharta ini universitas kebanggaan Kabupaten Pasuruan, semoga bisa memaksimalkan potensi alamnya, terutama di sektor pertanian", ujar Irsyad.

Pada acara tersebut tampak pula hadir Ketua DPRD Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar dan Ketua LLDikti VII, Prof. Dr. Soeprapto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini