Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polairud menerjunkan dua teknisi guna mengoperasikan alat sonar untuk mendeteksi dimana body atau badan pesawat Lion Air JT-610 berada.
Diketahui, pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkalpinang itu jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) kemarin.
Kasubdit Fasharkan Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri, Kombes Pol M Yassin Kosasih, mengatakan salah satu teknisi berasal dari Singapura. Satu lagi merupakan teknisi dari Jakarta.
Baca: Proses Pencarian Lion Air JT-610 di Hari Kedua
"1 Tactical Boat yang membawa 2 mekanik, dari Singapura dan Jakarta akan dibawa untuk mengoperasikan alat sonar," ujar Yassin, di Makopolairud, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10/2018).
Dua unit peralatan yang berupa sonar dan alat pencari black box atau kotak hitam, sudah didatangkan pada Senin malam.
Pantauan Tribunnews.com, satu alat sonar yang terlihat seperti tongkat panjang dilengkapi oleh sebuah laptop.
Sementara satu lagi, alat yang digunakan untuk mencari kotak hitam bernama PRS-275 Pinger Receiver System.
Bentuknya seperti sebuah lampu sorot berwarna hitam pekat. Alat sonar dan pencari kotak hitam itu mampu bertahan 8 jam lamanya.
Yassin mengatakan bila badan pesawat telah ditemukan, maka kotak hitam juga dapat segera dievakuasi.
Selain itu, pihak Polairud juga akan mengirim kapal yang membawa logistik dan bahan bakar bagi kapal yang bertahan di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
"Pagi ini saya baca running text, bahwa black box belum ketemu, saya kira peralatan bisa membantu pencarian badan pesawat Lion kemarin," tukasnya.