Mereka menemukan bahwa penumpang yang duduk di bagian belakang pesawat secara signifikan lebih mungkin bertahan daripada penumpang yang duduk di bagian depan.
Analisis tersebut dihasilkan dari pengamatan terhadap kecelakaan pesawat fatal sejak 1971.
Hasil tersebut mengungkap, orang yang duduk di belakang sayap memiliki peluang 40 persen lebih besar untuk bertahan hidup daripada penumpang di bagian depan pesawat.
Meski begitu, tidak semua kecelakaan pesawat mengikuti pola ini.
Terlepas dari analisis tersebut, Profesor Ed Galea, insinyur keselamatan kebakaran di University Greenwich Inggis menemukan bahwa orang yang bertahan hidup dalam kecelakaan pesawat biasanya duduk di dekat lorong keluar.
Galea menetapkan bahwa kursi di lorong agak lebih aman daripada di dekat jendela atau kursi tengah.
Baca: Cari Bangkai Pesawat Lion Air JT 610, Wiranto: Konsentrasi Cari Black Box
3. Aturan 90 Detik
90 detik pertama pasca-kecelakaan pesawat adalah waktu paling krusial. Dalam waktu yang singkat ini, Anda perlu tetap tenang dan berusaha keluar dari pesawat dengan cepat.
Jika itu terjadi, peluang bertahan hidup akan jauh lebih besar.
Kebanyakan, dalam waktu awal ini, para penumpang justru mendapat serangan panik dan tidak bisa melepas sabuk pengaman mereka.
Ini mengapa dalam laporan NTSB, banyak korban kecelakaan pesawat ditemukan masih di kursi dengan sabuk pengaman mereka masih terikat.
"Itu sebabnya penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan, bahkan tanpa perintah," kata Corbett.
Alasan lain dari banyaknya korban saat kecelakaan pesawat adalah orang lebih fokus pada koper atau barang pribadi mereka.
Alhasil, Corbet mengatakan, kita mungkin terjebak di pesawat dengan barang-barang tersebut.