Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Kepala Pusat Hidro Oseanografi TNI AL Laksamana Muda Harjo Susmoro mengatakan, salah satu fokus evakuasi Pesawat Lion Air PK-LQP adalah pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) Black Box pesawat tersebut.
Ia juga menyebut, sinyal 'ping' CVR sempat tertangkap alat High Presition Acoustic Positioning (HIPAP) dan ROV, namun kemudian menghilang lagi.
Untuk itu, Harjo menyebut pihaknya kini sedang berupaya menemukan CVR itu.
"Kita punya alat nama HIPAP, ini sedang diutak-atik (diperbaiki), untuk menangkap sinyal ping, mudah-mudahan bisa segera difungsikan optimal dan berhasil," kata Harjo di KRI Sikuda, perairan Karawang, Jawa Barat, Minggu (4/11/2018).
Diketahui, HIPAP digunakan untuk mengendalikan ROV, yang menjadi 'mata' di dasar laut.
Sedangkan, sinyal dari CVR juga sedang dicari titik lokasi jatuhnya.
Baca: Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Di Lokasi Penangkapan Udang
Kunci Jawaban Tebak Kata Shopee Mode Reguler Level 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590
LINK Live Streaming Persib Bandung Lawan Persikabo 1973 Kick Off 20.30 WIB, Bisakah Maung Pesta Gol?
"Sinyak 'ping' (CVR) aktif 90 hari, tergantung kemampuan baterai sejauh mana. Muda-mudahan batrainya berfungsi baik," terang Harjo.
Harjo juga menjelaskan, sinyal ping sempat diterima beberapa kali oleh KR Sikuda, namun sinyal ping itu sesekali dan lemah.
"Penerimaan masih lemah, (ada) ping, terus hilang, kalau pingnya stabil, koordinatnya ketahuan," jelas Harjo.
Baca: Pretty Asmara Meninggal, Permintaan Terakhir hingga Pengakuan Vicky Prasetyo
Lebih lanjut, Harjo bicara pentingnya penemuan CVR Pesawat Lion Air PK-LQP itu.
Pasalnya, rekaman percakapan di pesawat diperlukan untuk mengetahui kondisi terakhir sebelum jatuh.
"Pencarian CVR, voice antara pilot dan kopilot, dan juga suasana penumpang untuk memperkuat penelitian. Karena CVR akan merekam percakapan pilot dan kopilot, sama suasana kabin, sehingga detik demi detik, kenapa pilot membiarkan (pesawat jatuh), kenapa pesawatnya cenderung nukik terus kok dibiarkan," papar Harjo.
Ia juga mengatakan kemungkiann posisi CVR yang tifak jaih dari lokasi ditemukanya FDR.