Pasalnya, letak CVR ada di bagian depan pesawat dan FDR ada di bagian ekor pesawat.
"Pada saat pesawat kan nukik, yang terhantam kan CVR dulu, bisa jadi terbentur keras, terpental dan terkubur. FDR kan di ekor, jadinya gampang ditemukan. Logikanya sih gitu, lumpur kan 20-30 cm terus tertimbun, kalaupun ketemu, harus dibongkar," terang Harjo.
Dikabarkan, Pesawat dengan tipe B737-8 Max terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang.
Pesawat dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Sindu mengatakan, pesawat Lion Air itu berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB.
Pesawat juga sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar.