"Sini, Kak. Kata ayah kamu disuruh ambil kuliah apa kemarin?" tanya Doni kepada NR yang berdiri di dekatnya.
"Ilkom (Ilmu Komunikasi) advertising," jawab NR.
Doni mengatakan, bahkan Dufi sempat mengantar anak sulungnya itu ke Universitas 11 Maret di Solo untuk survei usai lebaran tahun ini.
"Iya sudah survei sama papah," jawab NR ketika dikonfirmasi Doni.
Doni pun sempat memanggil empat anak Dufi lainnya dan menanyakan apa pesan terakhir almarhum ayah mereka soal pendidikan.
Satu per satu, mereka pun menjawab singkat dan melintas lalu.
Untuk kelima anaknya yang lain, Dufi mengarahkan mereka untuk menjadi dokter gigi, arsitek, pilot, dan ulama.
Menurut Doni, anak-anak Dufi terbilag anak yang penurut dan berprestasi di sekolahnya.
Mereka juga terbilang aktif di kegiatan-kegiatan sekolahnya.
Doni mengatakan, anak-anak Dufi sebenarnya sosok yang kurang percaya diri.
Namun, dengan sabar Dufi terus memotivasi mereka untuk meraih prestasi dan aktif di berbagai organisasi di sekolah.
"Setelah ayah mereka almarhum, sekarang jadi tanggung jawab kami untuk memotivasi mereka," kata Doni.
Doni mengatakan, perhatian Dufi ke dunia pendidikan anak-anaknya menurun dari ayah mereka yang merupakan tokoh masyarakat yang aktif di Muhammadiyah dan bidang pendidikan.
"Dari delapan bersaudara, almarhum paling mirip sama Bapak. Dia selalu menitipkan anaknya ke kepala sekolah tiap anaknya masuk ke jenjang pendidikan," kata Doni.