TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Konsultan Politik Hendri Satrio mengatakan, pasca reuni 212 yang digelar Minggu lalu, dukungan ke kubu Prabowo-Sandi kian solid.
Hal itu berbanding terbalik dengan kenyataan dikubu capres nomor urut 01 yaitu Jokowi, di mana relawan yang aktif berkampanye di 2014 lalu, telah diangkat menjadi direksi dan komisaris.
"2014 Pak Jokowi memiliki relawan yang sedemikian banyak yang bisa diandalkan untuk meraih suara. Nah, kalau 2019 ini kan relawannya banyak yang sudah menjadi komisaris. Jadi memang beliau sulit juga mengharapkan relawan itu. Makanya kasihan juga Pak Jokowi," kata Hendri yang ditemui di diskusi di Menteng, Selasa (4/12/2018).
"Sebaliknya Prabowo justru mendapat sokongan massa baru, misalnya massa yang menjadi peserta aksi 212 yang sangat militan. Jadi menarik," tambah dia.
Sehingga ia pun menyarankan, agar kubu relawan Jokowi lebih giat lagi turun ke bawah, karena jika tidak akan berimbas pada elektabilitas Jokowi yang akan seimbang dengan Prabowo.
Baca: Soal Cuitan Bendera Tauhid, TKN: Pemerintah Arab Saudi Jangan Campuri Politik Indonesia
"Ya sudah tinggalkan dulu kursi empuknya (komisaris), turun lagi ke lapangan, bantu lagi Pak Jokowi. Kalau enggak ya seperti yang saya perkirakan di Maret Februari bisa fifty-fifty nanti (elektabilitas Jokowi - Prabowo). Lagi-lagi Pak Prabowo punya militansi 212, seharusnya sekarang bisa mengimbangi itu siapa, ya relawan-relawan Pak Jokowi," sambung Hendri.
Diketahui sebelumnya, reuni 212 yang digelar pada Minggu 2 Desember 2018 lalu diperkirakan dihadiri lebih dari 4 juta orang.
Meski tak ada agenda politik yang disampaikan dalam kegiatan tersebut, kehadiran capres nomor urut 02 Prabowo Subianto membuat sejumlah pihak menyatakan aksi massa 212 erat dengan massa Prabowo-Sandi.