"Biasanya kita dari siang ke sini, malamnya baru pulang. Tadi malam jam 12 baru pulang," katanya.
Para Ahoker, kata dia, memang sudah sejak lama janjian melalui grup WhatsApp untuk berkumpul di sekitar Mako Brimob.
Mereka sepakat muncul dengan seragam khas yakni kemeja kotak-kotak.
Dia juga memerkirakan tidak banyak pendukung yang akan datang. Selain karena telah disarankan Ahok agar tidak menjemput, banyak Ahoker yang punya kesibukan lain.
"Perkiraan saya sih enggak begitu banyak yang datang, di bawah 100 (orang). Karena ada juga teman-teman yang dilibatkan untuk acara lain, seperti ulang tahun Bu Megawati, Taman Aspirasi. Teman banyak juga ke sana," kata Wibowo.
Baca: Politikus PDI Perjuangan : Ahok Beri Contoh Warga Negara yang Baik
Wibowo menambahkan, dia dan rekan-rekannya yang hadir rata-rata bekerja sebagai wiraswastawan, sehingga punya waktu fleksibel untuk datang ke Mako Brimob, bahkan di jam kerja sekalipun.
Wibowo sendiri mengaku memiliki usaha kos-kosan.
Pendukung Ahok Gelar Doa Bersama
Tidak ada yang mengetahui persis kapan tepatnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok keluar dari Rutan Mako Brimob hingga beredar foto Ahok di media sosial, terutama di akun instagram resmi Ahok maupun putranya, Nicholas Sean Purnama.
Dalam foto yang beredar di media sosial, Ahok nampak mengenakan busana kasual, dengan kemeja lengan panjang bermotif kotak-kotak paduan warna biru dan hitam serta celana jins berwarna biru pudar.
Baca: Barisan Tjahaja Purnama Buat Acara Syukuran di Lokasi Ikonik Ahok
Awak media yang telah menunggu sejak kemarin pun tak mendapatkan visual detik-detik Ahok meninggalkan Rutan Mako Brimob.
Terlepas dari keberadaan Ahok yang sampai sekarang belum diketahui keberadaannya, dukungan dan ucapan syukur terus bergulir dari para pendukung Ahok, baik dari kalangan politisi maupun masyarakat umum.
Sore ini, perkumpulan masyarakat yang menamakan diri Barisan Tjahja Purnama membuat sebuah acara bertajuk "BTP Welcome Back" dan berlangsung di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat, Kamis (24/1) siang.
Dalam acara ini sendiri, beberapa acara telah disusun. Pertama, Barisan Tjahja Purnama akan mengawalinya dengan doa lintas agama untuk kebebasan Ahok.
Dilanjutkan dengan orasi perwakilan, testimoni dari mereka yang pernah membela Ahok, dan hiburan musik Ahoker.
Inisiator acara, Peter menjelaskan acara ini dibuat untuk menggalang kembali kekerabatan kekeluargaan sesama pendukung Ahok alias Ahoker, sekaligus menyambut kebebasan mantan Gubernur DKI itu.
"Tujuan acara ini untuk menggalang kembali kekerabatan kekeluargaan sesama ahoker, dimana dulu kita berjuang bersama. Nah ini momen yang tepat untuk kita kumpul kembali dan kita mau mensuarakan lagi spirit Ahok melalui kegiatan ini," kata Peter di RPTRA Kalijodo, Jakarta Barat, Kamis (24/1/2019).
Selain itu, acara ini sengaja digelar untuk meminimalisir Ahoker supaya tidak berkerumun di Mako Brimob, Depok, tempat Ahok di penjara.
Peter mengatakan digelarnya acara ini bersifat spontanitas, tepatnya Rabu (23/1) malam sebelum Ahok resmi bebas dari penjara keesokan harinya.
"Spontanitas. Jadi kita bikinnya satu hari. Semalm kita saling kontek ketua umum Organ. Setelah ada belasan ketum organ setuju, oke kita bergerak. Untuk sama-sama kita mensyukuri bebasnya pak ahok," ujarnya.
Alasan mereka memilih lokasi RPTRA Kalijodo, selain memerlukan tempat yang luas dan ikonik, ahokers juga sangat familiar dengan tempat ini.
Baca: Grace Natalie Ungkap Kebahagiaannya Dengar Ahok Bebas
Bagaimana tidak, RPTRA Kalijodo merupakan buah dari kebijakan Ahok ketika menjabat Gubernur DKI dengan menyulap tempat yang dikenal sebagai lokasi prostitusi, menjadi tempat publik khusus anak beraktivitas.
"Kita tau bahwa ini berapa puluh tahun jadi tempat seperti apa, tempat berbuat maksiat. Kemudian jaman pak Ahok berani mengubah tempat ini untuk jadi bermanfaat bagi masyarakat, hingga tempat ini sangat berubah 180 derajat fungsinya dari hal yan sangat negatif sampai membawa kebahagian bagi warga sekitar dan warga jakarta pada umumnya," pungkasnya. (Warta Kota/Tribunnews.com)