TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Belum tentu dukungan Gubernur Riau Syamsuar kepada Presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 juga akan diikuti masyarakatnya.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan kepada Tribunnews.com, Kamis (21/2/2019).
Usai dilantik menjadi Gubernur Riau oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (20/2/2019), Syamsuar menyatakan dukungannya tersebut.
Karena menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina, dukungan pejabat atau kepala daerah belum tentu akan diikuti masyarakat daerah yang dipimpinnya.
Djayadi Hanan pun menjelaskan, ada tiga hal yang akan menjawab seberapa besar dukungan pejabat atau kepala daerah akan diikuti masyarakat daerah yang dipimpinnya.
Pertama, kata dia, apakah kepala daerah itu hanya kepala daerah yang ketokohannya terbatas sebagai tokoh politik atau dia seorang tokoh lintas sektor? Misalnya seorang figur di bidang sosial dan agama.
Contoh kepala daerah yang sekaligus tokoh lintas sektor adalah mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi atau dikenal TGB.
Dia menjelaskan, TGB sudah jadi tokoh dan memiliki jaringan sosial dan keagamaan yang kuat bahkan sebelum dia jadi Gubernur.
Baca: Al Ghazali Curhat Lewat Surat yang Ditulisnya Usai Kunjungi Ahmad Dhani di Penjara
Karena itu dia menilai, tokoh seperti TGB potensial diikuti karena dia sudah ada basis pendukung yang kuat dan loyal.
Lalu bagaimana dengan sosok Gubernur Riau?
Menurut dia, sosok Syamsuar belum terkategori tokoh seperti TGB.
"Beliau masih tokoh politik saja yang belum tentu punya basis pendukung yang loyal dan kuat," jelas Djayadi Hanan.
Hal kedua, imbuh dia, apakah daerah yang dipimpin kepala daerah tersebut merupakan basis pendukung Jokowi atau Prabowo.
Riau adalah basis pendukung Prabowo.
Jadi menurut dia, tidak mudah bagi Syamsuar untuk mengubahnya menjadi pindah ke Jokowi dalam waktu kurang dari dua bulan menjelang pilpres.
"Apalagi beliau baru dilantik, belum ada kinerjanya yang bisa dinilai masyarakat," papar Djayadi Hanan.
Ketiga, apakah kepala daerah yang bersangkutan menindaklanjuti dukungannya tersebut dengan membangun dan menggerakkan jaringan politiknya untuk memilih yang dia dukung.
Bila tidak, kata dia, dukungan itu hanya sebatas dukungan, tidak akan mengubah pergerakan elektabilitas.
Gubernur Riau Syamsuar mendukung Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019, meski dirinya diusung dari PKS dan PAN pada Pilkada.
Syamsuar menjelaskan, dukungan diberikan ke Jokowi karena pemerintahan saat ini telah membuktikan kinerjanya dengan nyata, seperti pembangunan infrastruktur, menyelesaikan reforma agraria dan program dana desa.
"Saya berharap beliau bisa dua periode," ujar Syamsuar di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi, kata Syamsuar, dapat dirasakan masyarakat Riau, misalnya pembangunan tol Padang-Pekanbaru meski sekarang belum selesai.
"Kemarin saya dapat informasi lagi, nanti ada tol Riau ke Jambi, pekerjaan-pekerjaan ini kan masih perlu dilanjutkan," kata mantan Bupati Siak itu.
Sementara terkait partai pengusungnya pada Pilkada gubernur Riau seperti PKS dan PAN yang mendukung calon presiden Prabowo Subianto, Syamsuar nantinya akan berkomunikasi dengan baik untuk bisa diterima mendukung Jokowi
"Belum komunikasi, nantilah lah," ucap Syamsuar secara singkat.(*)