Kali ini, film-film di Indonesia hitungan penontonnya sudah tidak ratusan ribu lagi tetapi sudah jutaan. Fenomena ini adalah tren positif perkembangan ekonomi Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan dorongan khusus dari seluruh elemen masyarakat.
"Terutama mendukung perfilman nasional dengan menonton karya - karya anak bangsa. Seperti Warkop DKI Reborn, Dilan 1990, atau Dilan 1991 yang akan kita tonton hari ini," tegas tutur Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam kegiatan nonton bareng Dilan 1991 di Cinema XXI, DP Mall, Semarang.
Atas tren positif dunia perfilman Indonesia tersebut, Hendi pun mengapresiasi adanya kebijakan revisi ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI) di Pemerintah era Presiden Jokowi, sehingga mendongkrak jumlah penonton bioskop di Indonesia. Pasalnya melalui kebijakan tersebut investasi asing akhirnya bisa masuk ke sektor film tanah air, yang kemudian mendorong ekspansi bisnis cinema / bioskop ke berbagai daerah.
"Di Kota Semarang sendiri pasca adanya revisi ketentuan investasi itu, dari yang semula hanya ada 3 bioskop, sekarang sudah tambah dua kali lipat menjadi 6 bioskop," jelas Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.
"Pertambahan jumlah bioskop ini kemudian mengkatrol penonton film-film di Indonesia, dan bahkan pada saat Dilan 1990 disebutkan oleh Sutradaranya kalau penonton terbanyak dari Kota Semarang," katanya.
Adapun PT Nusantara Sejahtera Raya yang merupakan pemilik XXI menjadi salah satu grup bioskop jejaring yang berkembang di kota lumpia itu. Dari jumlah semula mengelola dua bioskop di Mall Ciputra dan Mall Paragon, kini XXI telah memiliki 4 bioskop di Semarang melalui penambahan bioskop di DP Mall dan Trans Mart Banyumanik.
XXI sendiri merupakan salah satu pengelola bioskop di Indonesia yang mendapatkan suntikan dana asing pasca adanya kebijakan revisi ketetuan Daftar Negatif Investasi (DNI) di Indonesia. Adalah Perusahaan Singapura GIC menjadi pihak dibalik masifnya penambahan jaringan layar bioskop XXI di Indonesia, yang salah satunya di Kota Semarang.
Di sisi lain terkait kegiatan nonton bareng Dilan 1991 yang diinisiasi, Hendi menyebutkan bahwa itu adalah sebagai sebuah sikap mengapresiasi dan mendukung perfilman nasional. "Filmnya juga bagus, lucu, sama seperti kisah saya dengan istri sewaktu SMA dulu," akunya. (*)