TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya akan bertolak ke Christchurch untuk berada bersama 344 Warga Negara Indonesia, setelah kejadian penembakan sadis yang menewaskan 40 orang di Masjid Al Noor dan Masjid Lindwood.
"Saya sendiri akan berangkat ke kota Christchurch," ujar mantan anggota DPR RI ini kepada Tribunnews.com, melalui sambungan telepon, Jumat (15/3/2019).
Setelah kejadian penembakan, kata Tantowi, kedutaan besar RI untuk Selandia Baru juga berangkatkan dua staf ke Christchurch.
Tapi kata dia, penerbangan ke Christchurch ditutup oleh otoritas.
"Hari ini kita berangkatkan dua staf kedubes, tapi tidak bisa ke lokasi, karena penerbangan kesana ditutup," ucap politikus Golkar ini.
Tantowi Yahya menyebut terdapat 344 WNI di Christchurch dan sekitarnya dari total 7000 WNI di Selandia Baru.
"Kami tadi telah melakukan kontak kepada semua WNI Christchurch. Sejauh ini kita sudah berhasil menghubungi semua WNI kita di Christchurch dan sekitarnya. Kita lagi kontak-kontak dengan warga kita disana," ujar mantan anggota DPR RI ini kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Jumat (15/3/2018).
Baca: OTT KPK di Jawa Timur Terkait Pengisian Jabatan di Kementerian Agama
Berdasarkan komunikasi yang diperoleh KBRI, semua WNI akan berkumpul di satu rumah di kota Christchurch. Hal ini diambil untuk bisa kordinasi lebih baik dan cepat.
"Warga kita di Christchurch akan berkumpul di satu rumah agar bisa mudah dan cepat kordinasinya. Mereka itu yang tinggal di Christchurch dan sekitarnya," jelas politikus Golkar ini.
Sejauh ini dia sampaikan, belum ada korban dari WNI atas kejadian penembakan sadis tersebut.
"Belum ada. Pihak kepolisian Selandia Baru juga belum beri nama-nama korban dalam kejadian itu," ucap Tantowi.
kata dia, informasi terkini dari pemerintah, melalui Perdana Menteri Jacinda Ardern, jumlah yang meninggal dunia sebanyak 40 orang. Yaitu 30 orang di Masjid Al Noor dan 10 lagi di Masjid Lindwood.
Pelakunya, sebanyak empat orang berhasil ditangkap.
"Tapi sejauh ini masih belum diindentifikasi siapa mereka," jelas Tantowi.