TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Seorang bayi berusia lima bulan berhasil diselamatkan dari banjir bandang yang menerjang kawasan Jayapura, Papua.
Juru bicara Kodam Cendrawasih, Muhammad Aidi, mengatakan bayi tersebut diduga terperangkap di reruntuhan di bawah rumahnya selama kira-kira lima jam.
"Saat ditemukan ia tertindih balok-balok atau kayu-kayu. Kami selamatkan dan kami bawa ke rumah sakit," kata Aidi kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, Minggu (17/03).
Banjir yang terjadi pada hari Sabtu (16/03) telah menyebabkan sedikitnya 73 orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi.
Muhammad Aidi mengatakan, saat bayi itu ditemukan, ayahnya datang dalam keadaan panik dan stres.
"Di rumah sakit diberi perawatan dan bayi ini kondisinya membaik dan sudah dijemput oleh pihak keluarga pada Minggu pagi," kata Aidi.
Baca: Soal Banjir Bandang Sentani, BNPB dan Wantannas Telah Peringatkan Pemda Sejak 2018
Setidaknya 73 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang kawasan Jayapura, Papua, hari Sabtu (16/03).
"Korban meninggal, 66 orang akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura dan tujuh orang di Kotamadya Jayapura akibat tanah longsor," Aidi menjelaskan.
Ia menambahkan bahwa jumlah warga yang mengungsi mencapai setidaknya 4.157 orang hingga Minggu malam waktu setempat yang tersebar di tujuh titik pengungsian.
Sekitar 60 orang masih dilaporkan hilang.
Terjang sembilan kelurahan
Banjir bandang ini menerjang sembilan kelurahan di Kabupaten Sentani.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengungkapkan lebih dari 1.000 warga Sentani dievakuasi ke kantor bupati dan rumah dinasnya.