Barangkali, pertimbangan MA karena dia publik figur. Kalau lebih dari 1 gram bukan hanya dikenakan pasal pengguna tapi pembawa dan ancamannya lebih dari 5 tahun.
Menurut Anda, apa yang menyebabkan artis berada di pusaran narkoba?
Biasanya mereka dikejar kerjaan, dalam sehari bisa 20 jam syuting. Mau nggak mau mereka harus dalam kondisi fit dan prima terus.
Dari situ ada yg masuk, nih suplemen biar sehat. Ngomongnya bukan narkoba. Awalnya gratis tapi lama-ma bayar juga. Ini yang kami sampaikan kepada mereka.
Pada 2019 ini ada nggak jenis narkoba baru?
Pasti ada, macam‑macam jenis narkobanya. Sekarang bicara narkoba itu bicara laboratorium.
Bagi mereka yang penting harga semurah mungkin dan efek sedahsyat mungkin. Itu yang paling laku.
Laboratorium kami bisa mengidektifikasi ini dari mana. Jenisnya banyak, ada yg likuid (cair) dan macam2. Kebanyakan bahannya dari luar. Misalnya kayak jenis rokok yang nggak ada nikotinnya, kan agak susah.
Apa target Anda sebagai Kepala BNN pada 2019?
Target saya di 2019 adalah semakin berkurangnya masuknya narkotika dan harapan saya juga makin berkurang penggunanya.
Untuk internal di BNN saya minta Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) dan BNN Kota/Kabupaten semakin baik, semakin inovatif sehingga kami bisa memberikan reward juga bagi yang berprestasi.
Sudah satu tahun menjabat sebagai Kepala BNN, lebih kerasan dan nyaman di mana, Komisi Pemberantasan Korupsi atau di BNN?
Sama saja menurut saya. Kalau di KPK saya posisi deputi. Di sini sebagai Kepala BNN saya harus pikirkan karier, kesejahteraan, keluarga, dan segala macam.