TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan terduga teroris yang ditangkap kemarin telah menyusun rencana penyerangan.
Salah satu pos polisi di Jatiasih, Bekasi menjadi target sasaran.
Baca: Detik-detik Terduga Teroris Meledakkan Diri, Saksi Mata : Ada Kepulan Asap dan Suara Tembakan
"Kelompok ini akan menyerang juga salah satu pos polisi di Jati Asih, Bekasi. Target sudah digambar untuk dijadikan sasaran serangan," kata Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (6/5/2019).
Ia menjelaskan sebanyak enam orang terduga teroris dibekuk Tim Densus 88 dari Bekasi dan Tegal selama dua hari yakni Sabtu (4/5/2019) dan Minggu (5/5/2019).
Mereka adalah satu kelompok yang dipimpin SL alias Solikin dan merupakan bagian jaringan JAD Lampung. SL dibekuk lebih dulu di Babelan, Bekasi, Sabtu (4/5/2019).
Dari enam terduga terduga teroris yang ditangkap satu meninggal dunia ditembak anggota Densus 88. Yakni T (34) di Jatikramat, Bekasi. Saat dilumpuhkan petugas T bersiap melempar bom ke arah petugas.
Sehingga akhirnya bom meledak di tangan T yang ditembak polisi.
Menurut Dedi kelompok pimpinan Solikin ini adalah kelompok terstruktur yang memiliki sejumlah tujuan dan rencana dalan aksi terornya.
"Pertama adalah amaliah dengan sasaran anggota kepolisian yang bertugas. Mereka berencana merampas senjata polisi, dilukai atau dibunuh," kata Dedi.
Yang kedua katanya kelompok ini memanfatkan momenyum pemilu khususnya yang ada di Jakarta.
"Jika di hakarta ada unjuk rasa yang mengarah tindakan anarkis dan chaos maka itu dijadikan momentuk untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri atau aksi terorisme," kata Dedi.
Sehingga ini bisa menjadi pemantik kelompok lainnya melakukan hal yang sama. i
"Apabila ada kejadian semacam people power, maka itu menjadi sarana bagi kelompok ini melakukan aksi terorismenya. Baik dengan bom bunuh diri atau bom lempar," kata Dedi.
Dedi menjelaskan pada Sabtu (4/5/2019) ada tiga terduga teroris yang dibekuk. Mereka adalah SL (34) alias Solikin, yang merupakan pimpinan kelompok dan ahli merakit bom, AN (20) dan MC (28).