News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

BPN Saling ''Berbalas Pantun'', Semakin Terlihat Koalisi Prabowo-Sandi Kurang Solid

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden dan Wakil Presiden 02 Prabowo-Sandi, memberikan sambutan saat deklarasi Aliansi Pengusaha Nasional di Djakarta Teater, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019). Aliansi Pengusaha Nasional mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemandangan saling "berbalas pantun" antara anggota BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, makin menunjukkan Koalisi Pasangan 02 mengalami penurunan soliditas.

"Jika melihat perkembangan politik saat ini, memang sangat terlihat sekali koalisi yang di bangun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami penurunan soliditas," ujar Pengamat politik, Arlan Siddha kepada Tribunnews.com, Rabu (8/5/2019).

Akhir-akhir ini terlihat terjadi saling berbalas pernyataan antara Demokrat dengan Gerindra, pun Demokrat dengan PKS.

Dia menilai saling berbalas pantun ini salah satu sinyal kuat, koalisi yang dibangun tidak lagi solid.

Karena, dia menjelaskan, semua partai kembali pada kepentingan partainya demi meraih hati masyarakat untuk 2024.

"Sebab partai tidak mau terjebak pada retorika kemenangan yang tidak jelas datanya darimana dan berakhir pada ketidak percayaan masyarakat kepada partai tersebut. karena ikut ikutan percaya pada kemenangan data kemenangan yang tidak jelas," jelasnya.

Baca: Bachtiar Nasir Mangkir, Kuasa Hukum: Beliau Minta Maaf Nggak Bisa Datang

Memang menurut dia, sejak awal setelah pengumuman hitung cepat (Quick Count) lembaga-lembaga survei menunjukkan posisi Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin unggul atas Prabowo-Sandi, gelagat ketidak-solidan mulai terlihat.

"Saya melihat soliditas mulai menurun karena hampir semua partai langsung berpikir kedepan terutama untuk 2024," ujar Arlan Siddha.

Karena menurut dia, Partai Demokrat pasti berpikir mengenai masa depan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada pilpres 2024 mendatang.

"Bagaimanapun nama AHY berpotensi di 2024 ketimbang terus mempersoalkan kemenangan Prabowo di 2019 yang belum jelas datanya karena sampai hari ini real count masih unggul Jokowi," jelasnya.

Begitu juga menurut dia, dengan PKS yang sedikit demi sedikit mulai mundur teratur karena tagar ganti presiden sudah tidak terdengar.

Pun demikian Partai Amanat Nasional (PAN). Yakni manuver Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan.

BPN Tak Paksa Demokrat Bertahan Dalam koalisi

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, mengatakan, masyarakat dapat menilai pernyataan Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengenai kerja sama dalam koalisi Indonesia Adil dan Makmur jika Joko Widodo-Ma'ruf Amin memenangkan Pilpres 2019.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini