TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak penangkapan Joko Driyono terakhir, sampai dengan saat ini belum ada yang mampu ditangkap lagi oleh Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola Polri.
Beberapa kasus dilanjutkan pemeriksaannya.
Contohnya adalah pemeriksaan terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Iwan Budianto (IB).
Kabar dari suporter kemarin sempat terdengar bahwa tidak hanya IB saja yang diperiksa, tetapi juga Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria.
Jika kemarin dari pihak suporter melakukan intervensi, kini giliran voter yang mendesak Satgas Antimafia Bola.
"Kalau Satgas memang mau bersih-bersih PSSI, sudah menjadi konsekuensi logis untuk memeriksa semua jajaran Exco (red : Executive Committee) yang diduga terlibat match fixing. Satgas tidak boleh pandang bulu, sesuai asas equality before the law (kesetaraan di muka hukum),” ujar Presiden Persijap Jepara Esti Puji Lestari, salah satu voter atau pemilik hak suara PSSI, di Jakarta, Jumat (10/5/2019).
Baca: Satgas Antimafia Bola Harus Tancap Gas Periksa Petinggi PSSI
IB sendiri adalah salah satu anggota Excecutive Committee (Komite Eksekutif) PSSI.
Satgas Antimafia Bola pernah mengatakan, 13 dari 15 anggota Komite Eksekutif PSSI diduga terlibat match fixing atau pengaturan skor dalalam pertandingan.
Sedangkan Ratu Tisha beberapa kali juga diperiksa sebagai saksi pengaturan skor.
Esti juga berharap kepada Satgas Antimafia segera menentukan status Komite Eksekutif yang telah diperiksa, menjadi tersangka atau tidak.
Hal senada juga disampaikan oleh Asisten Manajer Persipura Jayapura, Bento Madubun.
"Kami ingin sepak bola kami bersih. Hal paling utama adalah apa yang sudah dilakukan Satgas harus ditindaklanjuti. Caranya bagaimana? Apa yang menurut Satgas tidak beres di dalam, mari kita bersihkan," ujarnya.
Bento menyarankan PSSI juga harus cepat bergerak, yakni dengan mempercepat Kongres Luar Biasa (KLB).
"Jangan karena kekuasaan lalu PSSI korbankan yang lain. Jangan sampai aparat tersinggung," imbuhnya.
Munculnya IB di permukaan akibat dugaan kasus suap yang menyeretnya.
Menurut laporan mantan manajer tim Perseba Bangkalan, Imron Abdul Fattah, ia pernah mengucurkan dana 140 juta rupiah sebagai setoran untuk menjadi tuan rumah Piala Soeratin 2009.
Satgas menemukan adanya aliran dana itu menuju IB dan jajarannya ketika masih menjabat Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) 2009.
Selain IB, kasus tersebut juga menyeret manajer Madura United, Haruna Soemitro, yang waktu itu menjabat sabagai Ketua Pengda PSSI Jawa Timur.
Sementara untuk kasus Ratu Tisha, beberapa kali ia telah diperiksa Satgas untuk menjadi saksi pengaturan skor.
Menurut Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, tidak menutup kemungkinan Ratu Tisha akan ditetapkan sebagai tersangka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satgas Antimafia Tidak Boleh Pandang Bulu"
Penulis : Nirmala Maulana Achmad