TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki usia ke-54 tahun, Harian Kompas memang tidak lagi berusia muda, begitu banyak informasi yang telah disumbangkan oleh media yang 'berusia matang' ini.
Pada Jumat (28/6/2019), harian yang menjadi kebanggaan sang pendiri, Jakob Oetama dan almarhum PK Ojong itu 'berulang tahun'.
Memiliiki usia yang matang itulah, berbagai pesan kembali terngiang dalam benak para pemimpin harian tersebut.
Satu diantaranya diingat oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy.
Ditemui disela acara syukuran HUT ke-54 Kompas, ia mengatakan bahwa para penerus tampuk kepemimpinan pada harian itu selalu mengingat pesan kedua tokoh penting itu.
Walaupun salah satu dari tokoh itu telah meninggal dunia pada 1980 silam.
"Kami selalu mengingat pesan dari pak Jakob ya, tentu saja dulu juga dari pak Ojong, beliau (pak Ojong) yang pergi meninggalkan kita duluan pada tahun 1980," ujar Ninuk, di Gedung Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (28/6/2019).
Saat ini memang tidak ada PK Ojong, yang ada hanya Jakob Oetama.
Ia memantau seluruh ritme kerja Harian Kompas, meskipun kini dirinya juga berusia senja.
Namun menariknya, visi dan misi dari Jakob dan almarhum PK Ojong akan selalu dipegang teguh dalam tiap terbitnya Harian Kompas.
Ninuk pun menyebutkan ada visi dari Jakob Oetama yang selalu diingat yakni 'Amanat Hati Nurani Rakyat, Menghibur yang Papa dan Mengingatkan yang Papan'.
"Jadi berikutnya tuh memang visinya pak Jakob, pak Jakob itu selalu membawa visi ya kalau kita baca di harian Kompas kan 'Amanat Hati Nurani Rakyat, Menghibur yang Papah, Mengingatkan yang Papan'," kata Ninuk.