Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyitir slogan "ABG" yang menjadi kekuatan Presiden Soeharto dalam mempertahankan Orde Baru. Pada era Soeharto, ABG yang dimaksud adalah "ABRI, birokrat, dan Golkar".
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi yang menjabat sebagai wakil koordinator bidang pratama di Partai Golkar dan ketua DPR RI, Bambang Soesatyo diprediksi sebagai satu di antara kandidat calon ketua umum Partai Golkar pada musyawarah nasional mendatang.
Bambang punya keinginan menjadikan Partai Golkar untuk kembali menjadi "rumah" bagi semua kalangan.
"Golkar harus menjadi rumah yang nyaman kembali bagi para purnawirawan TNI maupun Polri, serta bagi para ulama. Golkar waktu itu didirikan oleh para TNI dan Polri, tetapi kenapa sekarang tidak lagi menjadi rumah yang nyaman bagi mereka?" ujar Bambang saat berkunjung ke redaksi Harian Kompas, Jakarta, Senin (22/7/2019), dilansir dari Kompas.id.
Baca juga: Gaduh Partai Golkar Jelang Munas...
Bambang kemudian menyitir mengenai "ABG" yang menjadi kekuatan Presiden Soeharto dalam mempertahankan Orde Baru.
Pada era Soeharto, ABG yang dimaksud adalah "ABRI, birokrat, dan Golkar".
Namun, Bambang kemudian memperkenalkan ABG sebagai "ABRI" yang diharapkan akan terisi dari purnawirawan TNI/Polri, "Birokrat" yang merupakan pensiunan pejabat, serta "Golongan" yang memayungi agamawan.
Bambang menyoroti banyaknya purnawirawan TNI/Polri yang kini banyak bergabung dengan partai selain Partai Golkar.
Menurut dia, perlu ada pembaharuan untuk menarik kembali kekuatan keluarga besar TNI/Polri, baik purnawirawan atau Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (FKPPI).
Bahkan menurut Bambang puncak manajemen partai di level sekjen baik di pusat hingga tingkat provinsi (DPD I) dan kabupaten/kota (DPD II) layak diisi politisi berlatar belakang purnawirawan TNI/Polri.
"Agar jalur komando dan garis komando partai terkendali dalam satu komando,” kata Bambang.
Terkait upaya Partai Golkar merangkul berbagai golongan, Bambang berharap ormas yang ada di naungan Partai Golkar mengambil peran itu.
Ormas tersebut antara lain Majelis Dakwah Islamiyah, Alhidayah yang merupakan pengajian perempuan, serta Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia.