Rasa haru dan bangga terpancar di raut wajah Widyawati.
Saat ditemui di kediamanya, Widyawati menyatakan tidak menyangka, anaknya mendapat kepercayaan dan tanggung jawab besar.
Widyawati mengatakan, anaknya tak cuma membawa nama keluarga, namun juga membawa nama daerahnya dengan menjadi salah satu pengibar bendera di Istana Negara.
Baca: FAKTA Menghilangnya Anggota Paskibraka 17 Agustus asal Bogor: Audri Viranti Islanda Pamit Belajar
Baca: Kisah Wisko Pralistra, Anak Sopir Truk yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka di Istana Negara
“Saya tak pernah menyangka Wisko bisa terpilih mewakili Sulawesi Barat ke Jakarta.
Ini jelas kami bangga dan senang, karena dia mendapat kesempatan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di istana,” kata Widyawati.
Hidup sangat sederhana
Wisko bersama Ibu dan keluarganya tinggal di rumah kayu berukuran 4x6 meter milik di Desa Osango, Mamasa.
Tak ada perabotan mewah. Hanya ada sejumlah peralatan dapur dan sepatu lusuh yang setiap hari digunakan Wsiko ke sekolah.
Baca: Gelar Gladi Kotor, Ini Daftar Nama Anggota Paskibraka Nasional 2019 dari 34 Provinsi, Siap Bertugas
Baca: Anggota Paskibraka di Bogor Hilang Sejak Akhir Juli, Terakhir Pamit Pergi untuk Belajar Kelompok
Sepatu itu juga yang digunakan Wisko untuk berlatih baris-berbaris, hingga dirinya diyatakan lolos seleksi Paskibraka.
Di dalam kamarnya pun tak ada barang mewah.
Hanya satu foto kecil milik Wisko dan sebuah alas tidur atau kasur usang yang masih dipakai.
Namun, keterbatasan orangtuanya tak mengurangi niat dan semngat Wisko menjadi siswa berprestasi.
Wisko dikenal sebagai anak yang rajin dan tekun berlatih.
Di mata kedua orangtua, Wisko dikenal sebagai pribadi sederhana dan sabar.