Sebelumnya, Imam Mustofa terlibat penyerangan dua anggota polisi Polsek Wonokromo, sekitar pukul 16.45 WIB, Sabtu (17/8/2019).
Imam berpura-pura melapor ke SPKT Polsek Wonokromo, namun kemudian meloncat dan menyerang polisi menggunakan celurit.
Satu anggota polisi terluka di bagian pipis, tangan dan kepala, sementara satu anggota lain mengalami lebam pukulan.
Diduga Simpatisan ISIS
Pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo, IM (30), diduga simpatisan ISIS.
Pasalnya, polisi menyebut menemukan barang bukti beberapa senjata, makanan ringan dan kertas dengan cetakan lambang ISIS.
"Sajam, celurit, ada ketapel, ada anak ketapel, air soft gun, ada lambang tertentu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Polsek Wonokromo, Sabtu (18/7/2019).
"Iya begitulah (lambang ISIS)," tambah dia.
Barung mengatakan, ada dugaan motif jihad yang dilakukan oleh pelaku.
"Sementara diduga yang bersangkutan melakukan amaliyah," kata dia.
Saat ini pelaku masih diamankan detasemen 88 Mabes Polri.
"Dibawa oleh detasemen 88 Mabes Polri dilakukannya masih bisa bergerak dan kita lakukan pengambangan itu. Nanti pasti ada pengembangan," kata Barung.
(TribunJatim.com, Nur Ika Anisa)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Selain Berbagai Senjata, Ada Lambang ISIS dalam Tas Milik Pelaku Penyerangan Polsek Wonokromo, dan dengan judul Menurut Ketua RT, Pelaku Penyerangan Polsek Wonokromo Sehari-hari Berjualan Sempol,