Inilah sosok Tri Susanti, wakil ormas yang meminta maaf soal insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok Tri Susanti, wakil ormas yang meminta maaf soal insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Satu di antara perwakilan ormas meminta maaf apabila aksi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jumat (17/8/2019) dianggap sebagai pemicu konflik yang lebih besar di Papua.
Permintaan maaf itu disampaikan Tri Susanti alias Susi menanggapi beredarnya video yang menunjukkan adanya ujaran bernada rasis terhadap mahasiswa Papua.
"Kami atas nama masyarakat Surabaya dan rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf, apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu (teriakan bernada rasisme)," katanya di Mapolda Jatim, Selasa (20/8/2019).
Baca: Polisi Jelaskan Skenario Mencegah Bentrokan Saat Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Dikepung Ormas
Baca: TERPANCING Kabar Hoax Mahasiswa Papua Rusak Merah Putih, Tri Susanti, Wakil Ormas, Minta Maaf
Setelah muncul permintaan maaf itu, nama Tri Susanti mendadak jadi trending di Twitter, Selasa kemarin.
Bagi beberapa netter, nama dan wajah Tri Susanti memang tidak asing.
Ia pernah bersaksi dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Tri Susanti juga diketahui sebagai kader Partai Gerindra.
Hal ini membuat politisi Gerindra, Fadli Zon berjanji akan melakukan investigasi terkait dugaan keterlibatan kader Gerindra tersebut.
Baca: Pasca-Rusuh di Papua: Tri Susanti, Wakil Ormas di Surabaya Minta Maaf hingga Dugaan Otak Kerusuhan
Baca: Pascarusuh di Papua: Ormas di Surabaya Minta Maaf Hingga Jaminan Keamanan Mahasiswa Papua
Berikut Tribunnews.com merangkum sosok Tri Susanti, wakil ormas yang meminta maaf soal aksi di Surabaya, dilansir dari berbagai sumber:
1. Kader Gerindra
Dari penelusuran, Tri Susanti merupakan kader Partai Gerindra yang sempat maju sebagai caleg anggota DPRD Kota Surabaya.
Dari laman KPU Surabaya, Tri Susanti maju mewakili dapil Surabaya 3 meliputi Bulak, Gunung Anyar, Mulyorejo, Rungkut, Sukolilo, Tenggilis Mejoyo, dan Wonocolo.