Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, ROTE - Bandara DC Saudale siang itu tampak lengang. Tak nampak aktivitas penerbangan apapun.
Hanya langit biru jadi atap landasan pacu Saudale yang bersih.
"Ya itu karena di sini hanya ada dua kali penerbangan," tutur Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) S Charles B Malaikosa di kantornya, tak jauh dari Saudale, Jumat (30/8/2019).
Bandar Udara DC Saudale terletak di Pulau Rote, sebuah gugusan kepulauan yang masuk provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berada di wilayah paling selatan Indonesia.
Kata Charles, Saudale hanya melayani dua rute penerbangan, yakni dari Kupang ke Rote, begitupun sebaliknya.
Dari Kupang, pesawat pertama terbang pukul 06.00 WITA.
Sementara penerbangan kedua, pesawat lepas landas pukul 14.30 WITA.
"Dari Kupang ke Rote cuma butuh 30 menit. Nanti setelah pesawat mendarat di Saudale, butuh 30 menit lagi, baru penumpang dari Rote bisa ke Kupang," katanya.
Baca: IPB Dukung Kementan dalam Penguatan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan
Baca: Guru SD Berulangkali Cabuli Siswinya di Ruang Kepala Sekolah, Korban Diiming-imingi HP dan Uang
Baca: Jenazah Ibunda SBY Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Sabtu Esok, Usai Dzuhur
Menurut Charles, keberadaan Bandara Saudale dirasa sangat signifikan manfaatnya bagi warga Rote dan Kupang.
Ditambah pengguna Saudale bukan hanya sekadar warga lokal, melainkan juga turis asing.
"Hampir setiap harinya pesawat kita 90 persen terisi, sekitar 68-72 orang yang naik. Dan setengah dari penumpang kita adalah turis asing," ungkapnya.
Dari data yang disajikan Charles, memang terlihat kenaikan jumlah pengunjung cukup signifikan.