TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu (11/9/2019) malam.
Ia meninggal karena sakit yang dideritanya dan dirawat intensif sejak 1 September 2019.
Sebelum berpulang, Habibie ditangani 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan. Mereka adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.
Kondisi Habibie memang dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2014, Habibie dirawat di rumah sakit RSPAD Gatot Soebroto. Sebelum dipindahkan, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Borromeus, di Kota Bandung.
Baca: Beda Sikap Robert Alberts dan Umuh Muchtar soal Penambahan Pemain Baru Jelang Bursa Transfer Ditutup
Baca: KPK Umumkan Irjen Firli Bahuri Langgar Kode Etik Berat
Baca: Presiden Jokowi Tiba di RSPAD Melayat Almarhum BJ Habibie
Baca: BREAKING NEWS: BJ Habibie Tutup Usia
Diduga, Habibie kelelahan. Sehari sebelum dirawat, Habibie menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Kalla di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Pada 2016, Habibie kembali dirawat di RSPAD. Saat itu, Habibie didiagnosa mengalami infeksi bakteri.
Akibatnya, suhu tubuh Habibie sempat mengalami demam selama beberapa hari.
Dua tahun setelahnya, yakni pada 2018, Habibie kembali menjalani perawatan karena kondisinya menurun.
Saat itu, dikabarkan ia kelelahan setelah melakukan kegiatan di berbagai kota di Indonesia.
Di tahun yang sama, ia juga sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep jantung.
Akibat kebocoran itu, terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter. Hal ini membuatnya sulit bernafas.
Tekanan darah Habibie, saat itu, juga meningkat sampai 180 ke atas.
Presiden Joko Widodo pun mengutus Tim Dokter Kepresidenan ke Jerman untuk memantau kesehatan Habibie.