Ia menuturkan, sebagai ajudan pribadi Habibie, bukanlah hal yang mudah.
Pasalnya, ada banyak cibiran yang menentang keputusan Habibie.
“Pernah suatu hari ada kelompok liar yang tidak suka dengan apa yang Habibie putuskan. Mereka berniat mau menyelakakan Pak Habibie. Kami sebagai ajudan gimana caranya harus mengamankan presiden,” ungkap Hasanuddin yang merupakan lulusan Akademi Militer 1974 itu.
Hasanuddin pun harus 24 jam menjaga Habibie.
Bahkan, ketika sang presiden itu ke pasar, ia harus membuntuti agar tak ada orang yang melukainya.
“Tahu seperti itu, saya tidur di bawah kolong kasur Pak Habibie dengan senjata lengkap, untuk berjaga-jaga,” katanya mengenang masa indah.
Tak hanya cibiran, Hasanuddin pernah menerima laporan dari Intel TNI bahwa Habibie akan diracun.
“Saya sebagai ajudan memang memiliki trik khusus untuk menyelamatkan beliau, tapi melihat muka beliau itu tidak tampak raut ketakutan, berani,” paparnya
Ia pun merasa kehilangan sosok presiden bersahaja yang pernah memimpin bangsa. “Pak Habibie itu panutan saya,” tutup Hasanuddin.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Habibie saat Menjadi Presiden, Nakhoda Penyelamat Negara Indonesia, https://jogja.tribunnews.com/2019/09/11/kisah-habibie-saat-menjadi-presiden-nakhoda-penyelamat-negara-indonesia?page=all.