Namun yang pasti, kiriman asap yang sampai melewati batas negara telah memicu kritik dan kecaman dari negara-negara tetangga yang terdampak.
Dalam musibah kabut asap terkini, sebagian wilayah negara bagian Sarawak di timur Pulau Kalimantan telah diselimuti asal selama beberapa hari terakhir.
"Indeks polutan di beberapa titik telah mencapai level yang sangat tidak sehat," kata Gary Theseira, petugas khusus di Kementerian Lingkungan Malaysia.
"Kondisinya sangat parah di Kuching," tambah Theseira, kepada AFP, yang merujuk pada kota berpenduduk setengah juta orang di Sarawak, Malaysia.
Dia mengatakan, Malaysia siap untuk menyemai awan untuk mendorong terjadinya hujan, dengan harapan bakal meredakan kabut asap.
"Saat kondisi awan tepat, bahan kimia akan dimuat ke dalam pesawat yang akan lepas landas dan dilanjutkan dengan penyemaian," ujarnya.
Kondisi asap di Kuching telah dikeluhkan oleh warga, salah satunya Boo Siang Voon (47), seorang insinyur, yang menggambarkan langit di atas kota tampak kabur, panas, dan bau asap.
"Kabut asap tahun ini semakin memburuk. Warga menggunakan masker. Kita seharusnya tidak menerima dampak kesehatan untuk aksi pembakaran terbuka. Kita butuh solusi," ujarnya kepada AFP.
Tak hanya di kota Kuching, bau asap juga dapat dirasakan di Kuala Lumpur dan Singapura, pada Senin (9/9/2019), meski dari segi indeks polutan masih berada pada level sedang.
Sejumlah warga Kuala Lumpur telah mengeluhkan iritasi pada mata dan juga tenggorokan.
Sementara Departemen Meteorologi Malaysia, pada Minggu (8/9/2019) memperingatkan bahwa cuaca panas akan berlangsung selama sepekan ke depan dan musim hujan baru akan datang pada akhir September atau awal Oktober.
Kementerian Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Malaysia, pada Jumat (6/9/2019), mengatakan akan mengajukan keluhan resmi kepada Indonesia atas kabut asap yang menyelimuti negaranya dan menyerukan tindakan cepat untuk memadamkan api.
Otoritas Indonesia telah mengerahkan ribuan personel tambahan sejak bulan lalu untuk mencegah terulangnya kebakaran 2015, yang tercatat sebagai yang paling buruk selama dua dekade.
Asap akibat kebakaran hutan itu juga mencekik wilayah itu dalam kabut selama berminggu-minggu.