News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Pimpinan KPK

Perjalanan Hidup Ketua KPK Terpilih Firli, Masa Kecil Bergelut dalam Kemiskinan, Sekarang Hidup Kaya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menjalani uji kepatutan dan kelayakan di ruang rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2019). Uji kelayakan dan kepatutan Capim KPK akan berlangsung selama dua hari yaitu pada 11-12 September 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Sepanjang perjalanan, ayah dua anak ini dengan semangat menceritakan perjuangannya waktu di bangku Sekolah Dasar (SD) yang sudah menjadi yatim sejak ayah meninggal tahun 1974.

Ibunda Firli membesarkan dan mendidik Firli bersama lima saudaranya bernama Rusibah, Sismiana, Iskandar, Makmulhad, Busri dengan segala keterbatasan.

Kehidupan Firli bersaudara penuh dengan tantangan dan ujian.

Kapolda Sumsel Irjen Firli Bahuri makan siang bersama personel Brimob yang akan berangkat ke Papua, Jumat (30/8/2019). (Tribun Sumsel)

Kerasnya kehidupan membuat Firli terlatih dan tanggap serta tidak kenal kata menyerah.

Waktu SD Firli sudah bisa membeli sepeda hasil keringat sendiri dengan menyadap karet setelah pulang sekolah.

Uang hasil penjualan karet ditabung selama 3 bulan untuk membeli sepeda.

Setelah lulus SD di Desa Lontar, tantangan untuk masuk SMP juga lumayan berat karena SMP hanya ada di Kecamatan Pengandonan kata Firli.

Tidak ada pilihan lain, Firli harus berjalan kaki menempuh sejauh 16 KM (PP) untuk menuntut ilmu.

“Saat bejalan kaki saya selalu menundukan kepala menatap tanah yang saya lewati, tahu-tahu sudah nyampai rumah,” kata Irjen Pol Firli seraya menambahkan kalau dia mengangkat kepala maka akan melihat berapa jauh lagi jarak yang harus ditempuh.

Sepulang sekolah shalat dan makan, setelah itu Firli harus pergi lagi ke ladang berjalan kaki sejauh 3 KM dengan medan mendaki dan menurun untuk membantu ibunya.

Setelah lulus SMP Firli hijrah ke Palembang melanjutkan pendidikan SMA.

Dengan modal semangat Firli memulai perjuangan hidup berat di Kota Palembang.

Untuk menyambung hidup dan pendidikannya Firli harus kerja serabutan yang penting halal.

Sepulang sekolah Firli dagang spidol beli Rp 25 selusin di Pasar Cinde dan dijual kembali seharga Rp 50 selusin di Taman Ria Sriwijaya Palembang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini