Informasi tersebut telah cepat menyebar luas dan memicu kemarahan massa.
Dari laporan jurnalis Kompas.com di Wamena, John Roy Purba, kemarahan massa diluapkan dengan membakar kantor bupati Wamena, rumah warga, PLN dan beberapa kios milik masyarakat.
Tak hanya itu, kerusuhan merembet ke sejumlah obyek vital lainnya, antara lain bandar udara Wamena.
Baca: Kerusuhan di Wamena, Berawal dari Kabar Hoaks hingga Pembatasan Internet Kembali Dilakukan
TNI dan Polri pun segera dikerahkan ke lokasi kerusuhan untuk mengendalikan situasi keamanan.
Berikut ini fakta seperti dikutip dari Kompas.com:
Penjelasan Kapolda Papua terkait informasi hoaks
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar (hoaks).
"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujarnya di Jayapura.
Sementara itu, polisi sudah melakukan penyelidikan terkait benar tidaknya ujaran bernada rasialis tersebut.
Hasilnya, informasi itu tidak benar alias hoaks.
"Guru tersebut sudah kami tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kami pastikan. Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.
Warga panik dan ketakutan saat kerusuhan pecah di Wamena
Berdasar laporan dari John, akibat aksi massa tersebut sebagian warga panik karena kehilangan anggota keluarga.
Selain itu, kini semua warga di kota itu sudah mengungsi ke kantor polisi dan Kodim.