News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo Tolak RUU KUHP dan KPK

Redam Gelombang Unjuk Rasa, DPRD dan Kepala Daerah Diminta Aktif Dialog dengan Mahasiswa

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh memadati halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kamis (26/9/2019). Mereka menuntut penolakan terhadap RUU KUHP, UU KPK, dan mengadili oknum perusak lingkungan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Aksi demontrasi besar-besaran dari para mahasiswa baik di ibukota maupun daerah terkait Undang-Undang KPK hingga RKUHP di minggu ini mendapat perhatian banyak pihak.

Buntut dari aksi ini, dua mahasiswa Universitas Halo Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Randy (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia. Keduanya ikut dalam aksi demo di depan kantor DPRD Sultra.

Tidak hanya itu, mantan wartawan Tempo, Ananda Badudu juga diamankan pada Jumat (27/9/2019)‎ dari tempat kostnya di Tebet, Jakarta Selatan.

Baca: Peserta Aksi Mujahid 212 Mulai Berdatangan, Jalanan Menuju Istana Sudah Ditutup

Baca: Budi Arie Setiadi: Jutaan Pendukung Kawal Pelantikan Jokowi-Kiai Maruf

A‎nanda Badudu diamankan terkait penghimpunan dana yang dilakukan melalui media sosial untuk disalurkan pada aksi demonstrasi mahasiswa di DPR/MPR pada Selasa dan Rabu kemarin yang menolak RKUHP dan UU KPK.

Setelah menjalani pemeriksaan di Resmob Polda Metro Jaya, Ananda Badudu aksinya dipulangkan. Dia hanya dimintai keterangan dan statusnya sebagai saksi.

Atas rangkaian peristiwa ini, Budayawan Romo Benny Susetyo mengatakan harus ada titik temu antara pemerintah, DPR serta mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dan mencari solusi terbaik.

"Pointnya harus membuka ruang dialog menyelesaikan masalah. Kampus bisa membuka kebekuan dalam komunikasi dengan pemerintah dan DPR," ujar Romo Benny, Sabtu (28/9/2019)‎.

Dialog ruang terbuka ini sebagai bagian dari dinamika demokrasi juga diyakini Romo Benny bisa menjadi solusi masalah-masalah besar yang akhir-akhir ini terjadi.

"Ruang demokrasi harus dibangun dalam tata keadaban lewat sebuah dialog. Demokrasi hanya bisa dilakukan dengan nalar yang sehat bukan dengan cara kekerasan," tegas Romo Benny.

Romo Benny juga berharap para kepala daerah serta DPRD ikut aktif membuka dialog ke mahasiswa demi mencari titik temu.

"Diharapkan kepala daerah dan DPRD membuka dialog kampus untuk ikut mencari titik temu. Demokrasi‎ juga sebuah upaya merawat kewarasan berpikir yang jerniih dalam tunduk pada moralitas publik," imbuhnya.

Terakhir Romo Benny mengingatkan pentingnya menciptakan energi positif dalam menyelesaikan problem kebangsaan dengan menciptakan masyarakat komunikatif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini