AND pun langsung melarikan diri setelah peristiwa itu.
Baca: Tiga Sikap Politik Prabowo dalam Rapimnas Gerindra
"Dua orang tim selamat karena langsung meloncat untuk menghindari kecelakaan," ujar Febri.
Febri mengingatkan agar AND segera menyerahkan diri dan tidak berupaya menghindar dari petugas.
Dia meminta agar tidak ada pihak yang menghambat pelaksanaan tugas KPK dan bersikap kooperatif.
"Saat ini, tim terus melakukan pencarian keberadaan yang bersangkutan. Sdr AN diduga menerima tambahan Rp 50 juta dari Kepala Dinas yang akan diperuntukkan pada wali kota," kata Febri.
Sementara itu, lanjut dia, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin telah tiba di kantor KPK sekitar pukul 11.50 WIB dan saat ini telah diperiksa intensif.
"Direncanakan empat orang lainnya akan dibawa secara bertahap siang dan sore ini ke Jakarta, dari unsur kepala dinas, ajudan, dan protokoler wali kota," kata Febri.
Dalam operasi senyap di Medan, tim Satgas KPK mengamankan barang bukti uang Rp200 juta yang diduga setoran dari sejumlah kepala dinas setempat untuk wali kota.
Status hukum Dzulmi akan ditentukan paling lama 1x24 jam sejak ditangkap KPK.
Saat ini status Dzulmi masih terperiksa.
Setoran dari dinas
Operasi tangkap tangan (OTT) oleh tim penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) terhadap Wali Kota Medan Dzulmin Eldin tadi malam, Selasa (15/10/2019) diduga kuat terkait dengan praktik korupsi setoran dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kota Medan.
Dalam OTT kali ini tim penindakan KPK menangkap tujuh orang di wilayah Kota Medan.
Salah satu yang terjerat dalam OTT KPK kali ini adalah Wali Kota Medan Dzulmi Eldin.