"Barangkali mulailah dengan orang diperkenalkan satu per satu."
"Sehingga orang mulai belajar tentang siapa dia, siapa orang ini, siapa orang itu," imbuhnya.
Namun Ade tetap beranggapan cara seperti ini tidak ada istimewanya dari segi komunikasi politik.
"Tapi terus terang, kalau dilihat dari komunikasi politiknya tidak ada sesuatu (yang istimewa)," ungkapnya.
Sementara itu, dosen Ilmu Politik UI Chusnul Mariyah, menganggap pemanggilan calon menteri itu seperti drama.
"Bu Chusnul, kalau dari ilmu politik, ada enggak yang ingin disampaikan?" tanya Rosi.
"Sebetulnya itu juga lebih seperti drama sih ya," jawab Chusnul.
Chusnul meyakini sebenarnya Jokowi sudah punya tim untuk memilih menteri.
Ia mempertanyakan tujuan Jokowi memanggil satu per satu ke Istana Negara.
"Sebetulnya apa tujuannya? Kalau tadi dikatakan itu biasa saja komunikasi politik,
tapi sebetulnya kan calon presiden ini kan sudah punya tim, sudah punya yang namanya nama-nama, cuma siapa yang akhirnya dipanggil," terang Chusnul.
Chusnul menyebut sejak awal sudah terprediksi akan banyak tokoh dari koalisi Jokowi yang masuk kabinet.
"Dari sejak awal kan gerbong koalisinya itu cukup banyak, siapa yang mendapat bagian dari gerbong itu," kata Chusnul.
Chusnul menyebut hal yang biasa jika ada pihak yang senang dan tidak soal pilihan menteri itu.
"Sebagian ada yang kecewa, sebagian ada yang tidak," sambungnya.
Berikut video lengkapnya (menit ke-2.37):
(Tribunnews.com/Ifa Nabila)