"Karena dalam hal ini yang terpenting adalah pakaian ASN tidak seragam di semua daerah."
"Bisa disesuikan dengan budaya di masing-masing daerah tetapi tetap fashionable (model mengikuti zaman)," tandas Dedi.
Celana cingkrang
Selain itu, pakaian untuk ASN juga disesuaikan dengan jabatan mereka.
Untuk orang lapangan seperti penyuluh pertanian atau kehutanan, kata Dedi, cocoknya mengenakan pakaian cingkrang, mirip pangsi untuk baju pesilat.
Dengan modelnya yang longgar dan ujung celana di atas mata kaki, pakaian cingkrang ini membuat orang bebas bergerak.
Ujung celana tidak akan mudah kotor karena posisinya lebih tinggi.
"Nah, sebenarnya celana cingkrang itu bukan budaya Arab, malah budaya Nusantara."
"Orang-orang Sunda yang pergi ke sawah biasa menggunakan celana cingkrang, warna hitam."
"Itu yang disebut pangsi," kata Dedi.
Sarung Ma'ruf Amin
Dedi menyebutkan, satu pejabat yang masih mempertahankan budaya nusantara dalam hal berpakaian adalah Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin dalam acara apa pun, baik formal maupun informal, terbiasa mengenakan bawahan sarung.
Sarung, kata Dedi, adalah budaya khas nusantara dan itu adalah formal.
"Pak Ma'ruf terus menggunakan kain sarung karena pakaian khas Indonesia. Itu formal. Sama dengan orang Arab pakai jubah. Raja-raja Arab datang ke sini pakai gamis atau jubah," kata Dedi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi: Seragam ASN Harus Diubah karena Itu Warisan Belanda untuk Berburu"