TRIBUNNEWS.COM - Pasca-gempa magnitudo 7,1 mengguncang Maluku Utara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dua orang luka dan tujuh bangunan rusak.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Agus Wibowo, dua orang mengalami luka ringan.
Hal ini disebabkan oleh reruntuhan dinding akibat gempa yang terjadi pada Kamis (14/11/2019) malam.
"Jadi BPBD dan instansi terkait di daerah melaporkan, saat ini ada dua warga luka ringan akibat dari reruntuhan dinding yang kena gempa," ujar Agus, dilansir dari kanal YouTube Kompas TV (15/11/2019).
Sementara itu, tujuh bangunan yang mengalami kerusakan, di antaranya lima rumah penduduk dan dua gereja.
Agus menyebutkan, bangunan ini mengalami kerusakan ringan.
Bangunan tersebut mengalami keretakan pada dinding-dindingnya.
"Juga dilaporkan ada tujuh bangunan rusak, lima rumah penduduk dan dua gereja, tapi semuanya rusak ringan karena retak-retak sedikit, jadi masih aman, tidak berbahaya," imbuh Agus.
Agus mengatakan, sampai saat ini, BNPB tengah melakukan assessment untuk memeriksa seluruh wilayah yang terdampak.
Hal ini juga telah BNPB lakukan semalam saat gempa terjadi.
Agus menambahkan, telah mengirimkan tim dan terus melakukan monitoring terkait perkembangan pasca-gempa.
"Dari sisi BNPB, kami telah mengirimkan tim dan terus memonitor terkait perkembangan yang terjadi di sana," ujarnya.
Dikutip dari Kompas.com, Agus menyebut pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Hal ini dilakukan untuk terus memantau gempa susulan dan mendata terkait korban, kerusakan maupun kerugian akibat gempa tersebut.