Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intelektual Muda Nahdatul Ulama (NU) Mohammad Guntur Romli menilai pernyataan Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden Pertama RI Soekarno cacat logika.
Menurutnya tidak mungkin seorang umat bisa dipadankan dengan Nabi Muhammad.
Meskipun demikian, Guntur berpendapat apa yang telah dilontarkan Sukmawati tersebut bukanlah penistaan agama.
Baca: Video Pidato Sukmawati Soekarnoputri saat Bandingkan Nabi Muhammad & Soekarno, Dinilai Menyakiti
Baca: NU dan PKS Tanggapi Dugaan Penistaan Agama Sukmawati, Suhud: Harusnya Jadi Teladan Generasi Muda
"Pertanyaan ibu Sukma itu cacat logika. Nabi Muhammad SAW hidup di abad ke 7, kenapa dia masih tanya di abad ke 20? Ngelantur ini, tapi itu bukan penodaan agama," kata Guntur Romli saat dihubungi wartawan tribunnews.com, Minggu (17/11/2019).
Cendekiawan Muda NU itu mengatakan, pertanyaan yang diajukan Sukmawati dalam seminar kala itu sebenarnya sudah tidak relevan.
Menurut Guntur Romli baik Nabi Muhammad maupun Soekarno, keduanya sama-sama tokoh pembebasan.
Baca: Romo Benny Dorong Menkominfo Atur dan Awasi Konten SARA yang Beredar di Sosial Media
Hanya saja, lanjut dia, Nabi Muhammad merupakan tokoh pembebasan bagi semua umat manusia, sementara Ir Soekarno tokoh pembebasan dalam konteks Indonesia.
"Kalau dilihat dari tema acara, membangkitkan nasionalisme dan membendung radikalisme, itu (pernyataan Sukmawati) tidak relevan. Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan nasionalisme dengan kutipan yang sering diucapkan pada Kiai NU, 'Hubbul Wathan Minal Iman,' cinta tanah air adalah bagian dari iman," ujar Guntur Romli.
Baca: Mendagri: Radikalisme Harus Ditangani Lintas Sektoral
Kemudian Guntur Romli kembali menegaskan, pernyataan Sukmawati sebenarnya cacat logika.
"Bagaimanapun ucapan ibu Sukma itu bukan penistaan agama, karena ibu Sukma juga sebut Yang Mulia Nabi Muhammad," katanya.