Arya kemudian menyebut ada dua kemungkinan jika sampai pihak internal BUMN menolak Ahok.
Di antaranya karena tak ingin Ahok membersihkan birokrasi seperti saat dirinya memimpin Pemprov DKI Jakarta.
"Jadi kalau ada penolakan dari kawan-kawan karyawan BUMN di tempat tertentu di BUMN itu, bisa dua nih yang kita lihat," terang Arya.
"Pertama, mereka takut terhadap masuknya Pak Ahok di dalam BUMN, takut terjadi seperti di DKI bagaimana Pak Ahok itu melakukan pembersihan terhadap birokrasi," sambungnya.
Kemungkinan berikutnya adalah adanya unsur politik dari pihak yang tidak menyukai Ahok, sehingga menolaknya.
Arya mengaku heran jika sampai dugaannya benar di mana pihak internal BUMN melibatkan pandangan politiknya dalam memilih pemimpin.
"Kedua, ini jangan-jangan politik gitu loh," kata Arya.
"Nah kalau politik, ini lucu banget, kenapa sampai kawan-kawan di BUMN bermain-main politik," tuturnya.
Diketahui, beberapa pihak mendukung masuknya Ahok ke BUMN.
Di antaranya adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif.
Ketiganya menyebut Ahok sudah berpengalaman dalam memimpin.
Sementara itu, Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menganggap masuknya Ahok ke BUMN hanya akan menambah masalah baru.
Selain itu, serikat pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) juga menolak Ahok.
Mereka menilai Ahok sebagai sosok yang menimbulkan kekacauan.
Berikut video lengkapnya:
(Tribunnews.com/Ifa Nabila)