TRIBUNNEWS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir resmi umumkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina, Jumat (22/11/2019).
Erick Thohir kemudian memaparkan alasannya memilih Ahok untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Menurut Erick Thohir, saat ini Pertamina tengah berusaha untuk mencapai target-target yang harus dicapai.
"Kalau kenapa Pak Basuki di Pertamina, apalagi didampingi Pak Wamen juga, saya rasa bagian terpenting bagaimana target-target Pertamina," terang Erick Thohir dalam tayangan yang diunggah YouTube KompasTV, Jumat.
Satu dari target yang harud dicapai Petamina seiring dengan masuknya Ahok menjadi Komisaris Utama adalah mengurangi impor minyak dan gas (migas).
"Bagaimana mengurangi import migas harus tercapai. Bukan berarti anti impor tapi mengurangi," ujar Erick.
Erick Thohir menegaskan bahwa proses-proses dari pembangunan refinery di Pertamina sangat berat, sehingga dibutuhkan timework yang besar.
"Proses-proses dari pembangunan refinary ini sangat amat berat, jadi saya perlu timework yang besar tidak bisa hanya Direktur Utama (Dirut) saja, harus bagi tugas semuanya," terang Erick.
Sehingga Erick Thohir memerlukan sosok pendobrak seperti Ahok, agar semua sesuai dengan target.
Erick Thohir menilai bahwa orang pendobrak bukan berarti suka marah-marah, dan menurutnya Ahok sosok yang berbeda.
"Nah karena itulah kemarin kita mau juga orang yang pendobrak, pendobrak bukan-marah-marah, saya rasa Pak Basuki berbeda," ujarnya.
"Jadi kita perlu figur pendobrak supaya ini semua sesuai dengan target, toh beliau itu Komisaris Utama kan, direksinya yang day to day ," tambahnya.
Erick menyampaikan proses pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama dapat dilakukan hari ini atau Senin pekan depan.
"Kalau Pertamina kan bukan TBK, jadi bisa segera prosesnya, bisa hari ini ataupun Senin," terang Erick.