News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Internal PPP

Bantah Isu Mahar Politik 500 M dalam Pemilihan Calon Menteri, Istana: Secara Logika Tidak Masuk Akal

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Seskab Pramono Anung (kiri) menerima pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (13/6/2019). Presiden meminta masukan dari Apindo terkait pemerintahan ke depan, salah satunya tentang upaya peningkatan nilai ekspor. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

"Dan kalau ada akan dengan gampak dilacak oleh PPATK," imbuhnya

"Saat ini uang diatas 100 juta saja udah gampang untuk dilacak baik oleh PPATK oleh KPK, Kejaksaan dan Kepolisian," lanjut Pramono.

Sekretaris Kabinet yang juga politikus PDIP Pramono Anung (Taufik Ismail/Tribunnews.com)

Pramono menyebut, dalam pemilihan calon menteri yang dilakukan oleh presiden ini justru banyak tolak nama-nama besar yang diajukan parpol karena tak sesuai dengan visi misi presiden.

"Kita semua tahu dalam proses penentuan menteri presiden secara langsung beliau yang memilih, secara hati - hati kemudian representasi partai pun tidak semua yang diusulkan partai itu disetujui oleh presiden," tuturnya.

"Bahkan beberapa nama - nama yang kredibel, baik dan nama besarpun presiden ada yang tidak setuju," imbuhnya.

Sehingga Pramono menjamin isu terkait calon menteri yang diminta uang sebesar Rp 500 miliar ini tidak akan pernah dapat dibuktikan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, menyebut  ada calon menteri yang dimintai uang Rp500 miliar oleh sebuah partai politik (parpol).

Hal ini dilakukan demi dapat masuk sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju. 

"Saya sudah mendengar dari calon menteri yang sebenernya itu pilihan dari Jokowi. Dia mau di-endorse partai politik tersebut, dia tidak harus kasih uang untuk itu, tapi harus ada komitmen selama dia menjadi menteri," ujar Humphrey. 

"Dia harus bisa mengkontribusi Rp 500 miliar," imbuhnya. 

Namun Humphrey tidak mengatakan siapa calon menteri  yang dimintai uang tersebut. 

Ia hanya menyebut kalau calon menteri itu menolak tawaran Rp 500 miliar permintaan parpol. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Fahdi Fahlevi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini