Dalam hal ini, Pramono menyebut Ahok akan mengawasi sejumlah masalah sehingga ia juga menyebut Pertamina harus berubah.
"Kenapa kemudian diputuskan Pak Ahok menjadi Komisaris Utama di Pertamina karena memang kita menyadari bahwa persoalan bangsa ini salah satunya mengenai current account deficit. Current account deficit itu yang memberi kontribusi cukup besar adalah Pertamina dan PLN," imbuhnya.
Pramono menekankan penugasan Ahok paling utama di Pertamina yakni hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan.
"Untuk memberikan pengawasan jangan sampai Pertamina tidak mau berubah. Masih berkeinginan masih impor minyak padahal kita sudah punya substitusinya di antaranya adalah CPO baik B20, B30 yang akan dikembangkan menjadi B50," pungkasnya.
Baca: Kritik Keberadaan Stafsus Milenial Jokowi, Fadli Zon : Tidak Perlu, Pemborosan!
Untuk diketahui, Tim Penilai Akhir (TPA) diketuai oleh Presiden Jokowi, Pramono Anung sebagai sekretaris dan Erick Thohir sebagai menteri terkait.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)