Selain meniti kariernya, ia juga mengembangkan bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah dan Universitas Ciputra.
Di usianya yang ke-75 tahun dirinya dinobatkan sebagai orang terkaya versi Forbes di urutan peringkat ke-27 di Indonesia tahun 2018.
Adapun total kekayaannya mencapai 1,2 miliar dollar AS.
Mengenai riwayat pendidikannya, pria kelahiran Sulawesi pada 24 Agustus 1913 tersebut mengenyam bangku SMP dan SMPA di Frater Don Bosco, Manado.
Kemudian, Ciputra melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bersama Budi Brasali dan Ismail Sofyan, pada semester empat Ciputra mencoba mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan yang berkantor di sebuah garasi.
Pasca pendidikan kuliahnya berakhir dan meraih gelar insinyur pada tahun 1960, ia lalu mencoba peruntungannya di Jakarta untuk meniti kariernya.
Dikutip dari Tribunnews.com, masa kecil Ciputra dididik dalam sekolah Belanda, sehingga pada umur 6 tahun ia dikirim oleh orangtuanya untuk bersekolah menuju Gorontalo.
Hal itu lantaran di daerahnya tidak ada sekolah Belanda.
Dikisahkan oleh Ciputra semasa hidupnya, ia pernah mendapat nilai 4 karena pada kelas bahasa Belanda.
Oleh karenanya, ia pun tertinggal kelas saat hendak naik ke kelas 3.
Pada saat itu, Ciputra mengaku merasa malas belajar bahasa Belanda alasannya lantaran bahasa Belandanya tidak pernah digunakan di rumah.
Ciputra yang semasa kecilnya hidup bersama sang bibi tirinya tersebut adalah tipe anak yang suka melawan, namun tegas.
Sang bibi tirinya yang mendidiknya keras itu pun membuat dirinya diajarkan hidup secara jujur dan selalu bersyukur. (*)
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwtaul Wutsqa)