Jokowi mengaitkan hal tersebut dengan transformasi ekonomi yang tengah dikejar oleh pemerintah.
Demikian juga dengan produk lain seperti kelapa sawit yang bisa diolah menjadi biodiesel, dan nikel, mangan, serta cobalt yang produk turunannya bisa menjadi bahan untuk lithium baterai.
Baca: Jokowi Ingin Adanya Perbaikan Iklim Investasi untuk Tarik FDI
Lebih jauh, Jokowi menyebut, pemerintah tengah mengatur strategi besar bisnis negara agar Indonesia bisa menjadi pemain besar penghasil produksi lithium baterai dunia.
"Karena ke depan yang namanya mobil listrik itu pasti akan besar-besaran diproduksi karena orang sudah tidak senang lagi menggunakan energi fosil," imbuhnya.
Masih terkait dengan mencari sumber-sumber baru, Presiden Jokowi juga menyebutkan potensi hydro power yang dimiliki Indonesia.
Indonesia memiliki sungai-sungai besar seperti Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang memiliki potensi 11 ribu Megawatt dan Sungai Mambramo di Papua yang bisa menghasilkan 23 ribu Megawatt.
Baca: Presiden Jokowi Singgung Film 'Cast Away' Saat Pidato di Depan Pengusaha
"Kalau yang namanya sungai Kayan dibendung, ada 10 titik di situ, dan dipakai untuk hydro power pembangkit listrik tenaga air, muncul biayanya hanya 2 sen,"
"Kalau kita pakai batu bara bisa 6-7 sen. Siapa yang bisa melawan angka 2 sen ini? Semuanya akan berbondong-bondong ke sini,"
"Saya sudah sampaikan ke Pak Gubernur, ini akan kita mulai. Karena dari sini lah kita memiliki competitiveness, memiliki daya saing," paparnya.
Di samping itu, untuk bisa bertahan dalam situasi global yang tidak menentu adalah dengan tetap optimis.
Terkait hal ini, Jokowi mengajak para pelaku usaha dan investor untuk tidak ragu-ragu jika hendak menanamkan investasinya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)