"Bagi kami momen 212 itu sesuatu yang merupakan anugerah dari Allah, yang wajib kita syukuri dan kita pelihara, dimana menjadi momentum umat Islam di seluruh Indonesia," ujar Slamet.
Ketua PA 212 ini menegaskan, latar belakang gerakan 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo Subianto atau tokoh lainnya.
"Lahirnya 212 pasti ada history-nya, dan saya tegaskan lahirnya 212 tidak ada hubungannya dengan Prabowo dan sebagainya," jelasnya.
Slamet mengungkapkan, dalam aksi reuni di 2019 ini, PA 212 ingin menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT.
"Tahun ini kita kembali menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan karunia itu," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut acara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sengaja digelar bersamaan dengan aksi Reuni Akbar 212.
Menurut Fadli, kegiatan reuni tersebut akan berdampak baik pada masyarakat karena kegiatan diisi dengan peringatan Maulid Nabi.
"Saya hanya mendengar saja bahwa itu kegiatan maulid agung ya, atau dalam rangka memperingati kelahiran Nabi besar Muhammad SAW," ujar Fadli di Gedung DPR RI, Selasa (26/11/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Fadli mengatakan, kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut memang sengaja digelar pada 2 Desember 2019.
Ia menilai kegiatan tersebut wajar, karena nantinya akan diisi dengan kegiatan munajat dan selawat.
"Memang waktunya dipaskan dengan 2 Desember, saya kira itu hal yang biasa saja, apalagi diisi dengan kegiatan munajat, selawat," jelas Fadli.
"Kegiatan-kegiatan seperti ini saya kira akan membawa dampak positif di masyarakat," lanjutnya.
Mantan Wakil Ketua DPR itu juga mengatakan, karena hajatan demokrasi sudah selesai, semestinya kegiatan seperti ini bisa didukung.
"Hajatan demokrasi kita juga sudah selesai, tidak ada lagi pemilu, mestinya kegiatan seperti maulid agung ini bisa didukung," katanya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)