Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) X Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Pantauan Tribunnews, Jokowi tiba di lokasi Munas Golkat sekira pukul 19.20 WIB.
Jokowi tampak mengenakan pakaian batik motif kuning saat hadir di lokasi pembukaan Munas Golkar.
Kadatangan Jokowi, terlihat didampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto.
Baca: Kubu Airlangga Sebut Kemungkinan Pemilihan Ketua Umum Golkar Dilakukan Secara Aklamasi
Turut hadir di belakang Jokowi, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), serta Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Rombongan Jokowi disambut teriakan "hidup Jokowi, hidup Golkar".
Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Turut hadir dalam acara pembukaan Munas X Golkar yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca: Sejumlah Calon Ketua Umum Golkar Mundur Jelang Munas, Airlangga Kemungkinan Terpilih Secara Aklamasi
Hadir pula Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono, Politisi Senior PAN Bara Hasibuan, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
Acara Munas X Partai Golkat rencananya digelar selama 4 hari mulai Selasa (3/12/2019) hingga Jumat (6/12/2019).
Agenda Munas X Golkar salah satunya untuk memilih ketua umum Golkar periode 2019-2024.
Empat nama calon ketua umum Golkar dicoret
Ketua Komite Pemilihan Munas Golkar Maman Abdurahman mengatakan, empat nama bakal calon ketua umum Partai Golkar dicoret karena tidak memenuhi syarat.
Keempat nama tersebut, Indra Bambang Utoyo, Aris Mandji, Achmad Annama, dan Derek Laopatty.
Hal itu disampaikan Maman Abdurahman jelang pembukaan Nunas Golkar X di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Baca: Alasan Bamsoet Mundur dari Pencalonan Ketua Umum Golkar: Saya Tidak Bisa Melawan Nasihat Senior
"Jadi kita ada dua kategori, memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat, yang lima nama yang memenuhi syarat itu yang pertama adalah Pak Airlangga Hartarto, Pak Bambang Soesatyo (Bamsoet), Pak Ridwan Hisjam, Pak Ali Yahya, dan satu lagi Kang Agun Gunandjar," kata Maman.
"Keempat nama lainnya belum memenuhi syarat yaitu Pak Indra Bambang Utoyo, Pak Achmad Annama, Pak Aris Mandji, satu lagi Derek Laopatty," tambahnya.
Maman menjelaskan pencoretan empat nama tersebut.
Baca: Langkah Bamsoet Mundur dari Pencalonan Ketua Umum Golkar Dinilai Tepat, Ini Kata Pengamat Politik
Untuk Indra Bambang Utoyo, Maman mengatakan yang bersangkutan tidak memenuhi salah satu poin pernyataan apabila kalah dalam pemilihan ketua umum.
"Dari empat nama itu variatif ada beberapa permasalahan, ada beberapa prasyarat yang belum terpenuhi, yang pertama terkait Pak Bambang Utoyo memang dalam surat pernyataan yang harus dipenuhi oleh Pak Bambang Utoyo, ada poin kesepuluh terkait tidak mendirikan partai lain apabila kalah, memang Pak Bambang Utoyo memang tidak bersedia dan beliau memberikan beberapa alasan," ungkap Maman.
Baca: Theo L Sambuaga Pastikan Persaingan Airlangga dan Bamsoet Bukan Sandiwara
Sementara, Achmad Annama dicoret karena belum masuk kepengurusan Golkar selama beberapa tahun.
Sedangkan, Derek Laopatty dicoret karena terhalang oleh prestasi meskipun unggul dalam keaktifan berorganisasi.
"Untuk tiga calon lain ada beberapa Pak Annama karena beliau belum masuk dalam pengurus DPP Golkar selama kurang lebih 5 tahun, Pak Derek Loapatty ada beberapa persyaratan, misalnya prestasi dan sebagainya, namun dari sisi keaktifan beliau di dalam beberapa organisasi kepemudaan dan sebagainya kita harus apresiasi setinggi-tingginya bahwa prestasi beliau di beberapa organisasi kepemudaan sangat luar biasa," kata Maman.
Sementara itu, Aris Mandji dicoret dari pemilihan karena pernah menjadi caleg dari partai lain.
"Terakhir, Pak Aris Mandji berdasarkan beberapa catatan kita beliau pernah caleg dari partai lain," jelasnya.
Alasan Bamsoet mundur
Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkap alasan pengunduran dirinya dari pencalonan ketua umum Partai Golkar.
Bamsoet mengaku bila pengunduran dirinya dari pencalonan ketua umum Partai Golkar merupakan bentuk kepatuhan kader terhadap senior Partai Golkar.
Hal itu disampaikan Bamsoet saat menggelar pertemuan dengan Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, Airlangga Hartarto, dan Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
"Ketika para senior kumpul dan menyampaikan saran, pendapat, kami-kami yang muda pasti akan patuh. Itulah cara kami di Partai Golkar menyelesaikan persoalan setajam apapun," ucap Bamsoet.
Baca: Langkah Bamsoet Mundur dari Pencalonan Ketua Umum Golkar Dipredikasi Akan Diikuti Calon Lainnya
Ketua MPR RI tersebut menyebut, dirinya menghormati saran dan pendapat Aburizal Bakrie sebagai ketua dewan pembina Partai Golkar, Agum Gumelar sebagai ketua dewan pakar Partai Golkar, Akbar Tanjung sebagai wakil ketua dewan kehormataan, dan Luhut Binsar Panjaitan sebagai tokoh senior Partai Golkar.
Bamsoet menilai, saran dan pendapat para tokoh senior Partai Golkar dimaksudkan untuk menjaga soliditas partai.
"Saya tidak bisa melawan nasihat para senior. pertimbangannya agar Partai Golkar solid dan maju dan ada nomentum nanti malam juga akan menyelenggarakan Munas," katanya.
Baca: Kubu Airlangga Sebut Mundurnya Bamsoet dari Pecalonan Ketua Umum Golkar Sebagai Bentuk Kedewasaan
Sebelumnya, Menjelang pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, Politikus Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendadak mengundurkan diri dari pencalonan ketua umum Golkar.
Bamsoet mundur usai menggelar pertemuan dengan Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie, dan Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, (3/12/2019).
"Dengan semangat rekonsiliasi yang kita sepakati bersama demi menjaga soliditas dan keutuhan partai Golkar maka saya pada sore ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan sebagai kandidat Ketum partai Golkar periode 2019-2024," ujar Bamsoet usai pertemuan.
Baca: Theo L Sambuaga Pastikan Persaingan Airlangga dan Bamsoet Bukan Sandiwara
Ketua MPR tersebut menjelaskan sejumlah alasan mundur dari pencalonan Golkar. Pertama yakni konstelasi politik Munas yang semakin panas.
"Kedua situasi nasional yang membutuhkan situasi politik yang kondusif guna menjaga harapan kita dalam menjaga kondisi ekonomi dalam ancaman ekonomi global," katanya
Ketiga, Bamsoet mengaku mundur dari pencalonan setelah mendengar nasihat, pandangan, dan pendapat sejumlah tokoh senior Golkar.
Airlangga bersyukur
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto mengaku bersyukur atas keputusan Bambang Soesatyo (Bamsoet) memutuskan mundur dari pencalonan ketua umum jelang Munas Golkar.
Menurut Airlangga, keputusan Bamsoet menunjukan bukti Partai Golkar Solid dan menginginkan Munas Golkar berlangsung damai.
Hal itu disampaikan Airlangga saat menggelar pertemuan dengan Bamsoer dan Luhut di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
"Tentu, pertama marilah kita bersyukur kehadiran Allah SWT, sore hari ini proses sudah panjang dan Alhamdulillah menjelang Munas apa yang menjadi harapan para senior, pak Agung Laksono, pak Akbar Tanjung, pak Luhut dan bahkan sampai seluruh tokoh yang tadi malam kami bertemu dengan seluruh DPD 1 dan PDP II, harapannya ini adalah musyawarah ini adalah Munas yang solid dan Munas yang kokoh. Temanya adalah Golkar satu," ucap Airlangga.
Airlangga pun mengatakan, mundurnya Bamsoet maka tidak ada perpecahan di internal Golkar karena dua kekuatan di Munas sudah bersatu.
Selain itu, Menko Perekonomian ini menyebut, sikap Bamsoet sangat penting bagi Golkar yang solid mendukung pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca: Munas Golkar akan Dibuka Malam Ini, Jokowi Direncanakan Beri Sambutan
"Alhamdulilah, dengan stetment tadi dari bapak Bambang Soesatyo, Munas ini mempersatukan kita. Ini adalah Munas itu sesuai pembicaraan saya dgn Pak Bambang itu Munas yang adem dan Munas yg betul betul membuat Golkar itu partai yang bisa menjadi partai mendukung pemerintah," tambahnya.
Sebelumnya, Menjelang pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, Politikus Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendadak mengundurkan diri dari pencalonan ketua umum Golkar.
Bamsoet mundur usai menggelar pertemuan dengan Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie, dan Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, (3/12/2019).
Baca: Jadi Caketum Golkar, Bambang Soesatyo: Apa Pun yang Terjadi Saya Pasang Badan untuk Jokowi-Maruf
"Dengan semangat rekonsiliasi yang kita sepakati bersama demi menjaga soliditas dan keutuhan partai Golkar maka saya pada sore ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan sebagai kandidat Ketum partai Golkar periode 2019-2024," ujar Bamsoet usai pertemuan.
Ketua MPR tersebut menjelaskan sejumlah alasan mundur dari pencalonan Golkar. Pertama yakni konstelasi politik Munas yang semakin panas.
"Kedua situasi nasional yang membutuhkan situasi politik yang kondusif guna menjaga harapan kita dalam menjaga kondisi ekonomi dalam ancaman ekonomi global," katanya
Ketiga, Bamsoet mengaku mundur dari pencalonan setelah mendengar nasihat, pandangan, dan pendapat sejumlah tokoh senior Golkar.