Sementara itu, terdapat pula penentuan sekolah dan naik jabatan atau menjadi pegawai tetap yang dinilai berdasarkan fisik yakni bentuk tubuh indah, dan kecantikan.
Yosephine menyebut hanya sedikit siswa yang berprestasi yang mendapatkan sekolah pramugari tipe pesawat ke Eropa dan ke London.
"Iya. Ada beberapa tapi itu sedikit," kata Yosephine.
"Sampai dibuka kelas baru buat temen-temen di oknum ini (oknum pramugari yang dekat dengan pimpinan)," sambungnya.
Diketahui 60-80 persen dari kelas merupakan teman dekat dari oknum pramugari yang diduga dekat dengan dirut dan direksi.
"Satu kelas isinya mungkin 20. Itu temen dia 15, 5 lainnya bener-bener berprestasi," ungkap Yosephine.
Ia mengatakan sudah beberapa kali ada pihak yang menyuarakan ketidak adilan tersebut.
Namun, selebihnya para karyawan tidak bisa melawan.
Sebab terdapat jajaran di atas para karyawan (pramugari) ini yang berhubungan dengan Ari Askhara.
"Karena di atas pun, deputi sama chief, sama vice president awak kabin itu masih berhubungan sama AA," kata Yosephine.
Diakui Yosephine, pencopotan Direktur Utama Ari Askhara merupakan bak duri yang menancap lama di kulit para pramugari dan karyawan lainnya.
Ia mengungkapkan, semenjak kepemimpinan Ari Askhara, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mendapat diskriminasi hingga iuran anggota diberhentikan.
Bahkan mereka tidak diberi izin untuk berorganisasi.
Padahal organisasi tersebut telah diatur dalam undang-undang.
Diketahui, sebenarnya terdapat juklak yang mengatur kenaikan jabatan.
Tetapi semenjak kepemimpinan Ari Askhara juklak tersebut dihilangkan.
Kemudian semua ketentuan, peraturan, dan ketetapan hanya berdasarkan perintah yang keluar dari mulut Ari Askhara.
Simak Video selengkapnya !
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)