"Saya pelajari secara detail, ini ndak ini ndak. Nggak bener kita ini," kata presiden ke-7 ini.
Ia juga menyesalkan kasus impor minyak ini membuat perekonomian Indonesia tidak bergerak.
"Avtur masih impor karena ada yang hobinya impor, karena untungnya gede. Sehinga transformasi ekonomi di negara kita mandek gara-gara hal seperti ini," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan hasil pertemuannya dengan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Senin (9/12/2019).
Dalam rapat tersebut turut hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia menjelaskan pertemuan itu membahas tentang migas.
BACA JUGA : Mimpi Ahok Jadikan Pertamina Perusahaan Kelas Dunia
"Urusan yang berkaitan dengan impor migas urusan yang berkaitan dengan B20, B30," ujarnya dilansir YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/12/2019).
Jokowi ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan bisa diturunkan.
"Defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan bisa diturunkan kalau impor migas bisa dikendalikan dengan baik dan juga lifting produksi dari minyak dan gas bisa dinaikkan. Intinya mereka menyanggupi," ungkapnya.
Hal kedua yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah penggunaan B30 yang akan dimulai Januari awal.
Ia berharap penggunaan B30 dapat dilaksanakan dan dikawal untuk menurunkan impor minyak.
Poin ketiga yang dibahas yakni pembangunan kilang minyak.
"Juga pembangunan kilang minyak itu harus. Masa sudah 34 tahun kita nggak bisa membangun kilang minyak kebangetan. Akan saya kawal betul dan lihat progresnya akan sejauh mana," kata mantan Wali Kota Solo ini.
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin)