"Rp 13,7 triliun hanyalah perkiraan awal, dan diduga akan lebih dari itu," tegas ST Burhanuddin yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube metrotvnews, Rabu(18/12/2019).
Jiwasraya diduga banyak melakukan kegiatan investasi pada aset-aset dengan resiki tinggi (high risk).
Hal itu dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan (high return).
Said Didu: Jiwasraya Bermasalah Sejak 1998
Mantan Sekmen BUMN, Said Didu mengungkap kondisi perusahaan asuransi Jiwasraya.
Ia menuturkan, saat diserahkan dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam kondisi yang sehat.
"Jadi kalau menyatakan terjadi masalah saat pemerintahan saat SBY betul karena menerima kerugian dari tahun 1998 tapi menyerahkan ke pemerintahan berikutnya dalam keadaan Jiwasraya sehat wal afiat," tutur Said Didu usai Diskusi Publik Pertamina Sumber Kekacauan yang digelar oleh Indonesia Resources Studies (Iress) di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Diwartakan TribunBisnis, awal permasalahan keuangan Jiwasraya diungkap Said terjadi sejak tahun 1998.
Dampak peristiwa tahun 1998 membuat Jiwasraya memiliki hutang sebesar Rp 6 triliun.
"Permasalahan Jiwasraya dampak permasalahan tahun 1998. Sehingga tahun 2005 saya masuk itu ada hutang sekitar Rp 6 triliun," terangnya.
Kemudian utang sebesar Rp 6 triliun tersebut dapat terbayar pada tahun 2009.
"Kemudian selesai 2009. Mulai dari 2009 Jiwasraya menjadi sangat sehat dan kelihatan puncak sehatnya 2016 dengan untung lebih dari Rp 1 triliun," imbuhnya.
Erick Thohir Lakukan Tiga Hal Ini
Erick Thohir menyebut Jiwasraya memiliki kompleksitas yang panjang.